Bagi seorang Ibu, liburan aman dan menyenangkan adalah cukup dengan suami gantian jaga anak dan Ibu bisa bersantai sejenak.
Itu makna libur bagi seorang Ibu.
Kalau disuruh jalan jalan sama suami ke Pantai, ke Taman Safari, ke Taman itu adalah bonus karena Ibu sudah bekerja atau mengurus rutinitas domestik. Bisa refreshing istilahnya.
Sedangkan makna libur bagi seorang Ayah adalah dengan bisa menjalani hobinya saja dan mendapat dukungan dari istri itu sudah sebuah karunia kebahagiaan bagi suami.
Namun terkadang saat ini makna liburan bermakna 'sempit' hanya sebatas jalan jalan, pelesiran, melancong, traveling, dan lainnya. Dan sebenarnya ada yang lebih bermakna dari itu yaitu perjalanan spiritual. Bahwa sejatinya setiap perjalanan atau safar yang kita lakukan adalah tadabur dan tafakur.
Jadi, bukan sekadar jalan jalannya saja yang kita tunggu, tapi secara langsung kita bisa menyaksikan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala lewat ciptaan-Nya. MasyaAllah.
Hadits Riwayat Al Baihaqi: Dari Ibnu Abbas ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Bepergianlah niscaya kalian akan sehat dan tercukupi.”
Bumi Allah luas dan kita bisa melihat satu persatu bagian bumi-Nya.
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS Al Mulk (67): 15)
*
Di tengah pandemi seperti ini, seakan semua agenda terhenti. Yakni tepat Maret 2020 lalu, dengan salah satu nikmat yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala cabut, kita tidak bisa leluasa beraktivitas seperti pada umumnya.
Sekolah, kuliah, bekerja, ibadah ke Masjid, menyimak kajian ustadz/ ustadzah di Masjid, atau liburan ke tempat wisata, Allah Subhanahu Wa Ta'ala cabut sesaat, sehingga semua aktivitas dilakukan dari rumah.
Dan sampai akhir tahun pun, kita mesti berikhtiar untuk tetap di rumah saja. Terjadi perubahan signifikan karena bekerja dari rumah, belajar dari rumah, mendengar kajian lewat Youtube, termasuk belanja dari rumah. Belanja online jadi primadona.
Namun nilai ibadah tetap selalu dinantikan, dan untuk mengurangi kemudharatan, kita tetap sami'na wa atho'na untuk di rumah. Dan kalaupun beribadah di tempat umum benar benar memakai standar protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, shalat berjarak dengan jamaah lainnya.
Sedang liburan juga jadi hal yang tak tergantikan dan tentu tak bisa diwakilkan. Kehadirannya bermakna bagi setiap orang untuk bisa rehat sejenak dari aktivitas, dan bisa menyegarkan pikiran, fisik dan jiwa.
Lalu bagaimana Liburan yang Aman dan Menyenangkan?
Liburan yang aman tentu yang bisa meminimalisir kerumunan. Kita jadi tak perlu kuatir berdesak desakan dan khawatir dengan pengunjung lain.
Ada tips untuk liburan aman dan menyenangkan yaitu.
Pastikan Kondisi Tubuh Sehat dan Fit Sebelum Memutuskan Berangkat Liburan
Pastikan kondisi tubuh sehat dan fit sebelum memutuskan berangkat liburan. Jika sedang sakit, atau tidak enak badan lebih baik tunda perjalanan.
Pilihlah liburan di hari biasa (week day Senin s.d Jumat)
Pilihlah liburan di waktu week day Senin s.d Jumat karena hari hari biasa orang orang tidak akan terlalu berkerumun.
Datang ke tempat wisata atau destinasi wisata lebih awal waktu
Datang lebih awal waktu ‘nyubuh’ istilahnya, jam 7 pagi udah di TKP misalkan meminimalisir membludaknya pengunjung (yang biasanya lebih banyak bergerombol datang lebih siang).
Tetap membawa hand sanitizer kemanapun sehingga kita bisa langsung cuci tangan dengannya.
Lebih baik juga cuci tangan di air mengalir.
Memakai masker dan jaga jarak
Cuaca yang ekstrem terkadang membuat pertahanan tubuh rentan sakit, maka kita bisa meminimalisir dengan memakai masker dan menjaga jarak.
Meminimalisir Penggunaan Kendaraan Umum
Meminimalisir penggunaan kendaraan umum, dan lebih baik menggunakan kendaraan pribadi Di era new Normal seperti sekarang, harus menjadi pertimbangan menggunakan kendaraan apa saat bepergian. Apalagi saat ke luar kota. Karena kita tidak tahu saat di kndaraan umum, orang lain telah melakukan perjalanan kemana saja. Bukan bermaksud suudhon, tetapi menjaga lebih baik.
Ataupun jika terpaksa sekali, kita bisa pilih kendaraan yang memakai protokol kesehatan berjarak. Memakai kendaraan yang memuat ½ penumpangnya. Melakukan perjalanan merupakan hal yang disukai oleh semua orang. Selain bisa menyegarkan pikiran, juga menyehatkan secara fisik, juga mental.
Selain itu banyak alternatif yang bisa dilakukan untuk Liburan Aman dan Menyenangkan. Akhir tahun ini, berbeda dengan tahun sebelum-sebelumnya. Jika mungkin akhir tahun para Ayah Bunda berlibur ke Pantai, Wahana Bermain, Taman Safari/Kebun Binatang lainnya.
Tahun ini karena masih dalam masa pandemik, kita harus berpikir ribuan kali untuk berlibur akhir tahun ke luar kota atau bahkan liburan ke tempat yang ramai pengunjung, seperti mall, pusat pembelanjaan, atau taman-taman kota.
Sebagai alternatif, Ibu bisa membuat liburan aman dan menyenangkan versi keluarga Ibu sendiri.
Di antaranya penatnya rutinitas atau kesibukan bekerja atau berkutat di dapur, juga urusan domestik, Ibu bisa menganggarkan waktu untuk berlibur yang aman dan menyenangkan. Seperti, liburan dengan membuat acara kemping dan api unggun di teras atau lantai dua rumah (jika memungkinkan).
Membuat acara kemping dan api unggun di teras rumah atau lantai dua rumah
Tak perlu merogoh uang terlalu dalam, apalagi pergi jauh ke luar kota atau pantai, dengan liburan kemping ala-ala bisa membuat happy. Dengan membuat api unggun (cukup menyediakan kayu bakar dan minyak tanah/spirtus), maka saat malam hari dengan menikmati suasana malam bisa jadi sangat berkesan.
Namun agenda liburan keluarga ini limited edition dengan personil terbatas, bukan yang mengundang banyak orang. Karena pandemi ini, kita kerucutkan lagi pertemuan dengan skala besar, dan tetap menjaga protokol kesehatan dan menjaga jarak.
Liburan ke Tempat alternatif yang jarang dikunjungi atau bahkan yang dekat dengan rumah kita
Sebagai alternatif liburan yang aman dan menyenangkan yakni dengan mencari hiburan di dekat rumah dengan jarak dekat. Bersama keluarga, jalan-jalan menyusur ladang dan kebun (tetap ingat memakai masker), serta menyaksikan pemandangan hijau-hijauan sudah bikin adem dan tetap sudah bermakna liburan juga.
Bagi yang rumahnya dekat dengan taman, bisa memilih waktu yang jarang atau padat. Kita juga usahakan tidak menyentuh benda-benda secara langsung, sediakan hand sanitizer dan langsung cuci tangan jika memegang benda-benda.
*
Teringat dengan pernyataan Ustadz Abdul Wahab, Lc mengenai Corona ini. Beliau mengatakan bahwa
“Kalau ada yang terkena dan positif wabah Corona ini, maka itu adalah takdir dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan jika ada yang meninggal karena wabah ini, maka hitungannya adalah Syahid. Karena ini adalah wabah.”
Hal ini pernah terjadi di zaman Umar bin Khattab ketika wabah terjadi, Umar bin Khattab tidak masuk ke kota yang ada wabah dan memilih berada di daerah tempatnya tinggal saja.
Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian-kalian di dalamnya, maka janganlah kalian lari keluar dari negeri itu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ikhtiar tetap kita maksimalkan lagi, jangan kasih kendor. Terlebih saat ini Pemerintah kota Bandung memutuskan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional setelah peraturan Peraturan Walikota (Perwal) nomor 46 tentang adaptasi kebiasaan baru (AKB) telah direvisi. “Menurut hasil penilaian pusat kemudian kita melakukan self assesment, Kota Bandung saat ini berada pada zona resiko tinggi (merah) dengan indikator skor sebesar 1.7. Tentunya kita harus terus ingatkan kepada masyarakat bahwa menjaga protokol kesehatan adalah sebuah keniscayaan yang harus terus dilakukan dengan disiplin yang tinggi,” ujar Oded dalam siaran pers, Kamis 3 Desember 2020.
Akhir tahun 2020 agar dikaji lagi dengan bijak, terutama yang sudah berniat liburan akhir tahun, dengan mengalihkan liburan yang tetap aman dan menyenangkan, mencari alternatif dengan tidak berkerumun, atau lebih baik di rumah saja karena sudah ada warning, semoga pandemik ini segera berlalu. Aamiin. []
*Tulisan yang dibuat pada saat masa pandemi
No comments