Semua yang kamu infakkan dengan hanya mengharapkan keridhaan Allah, maka kamu akan mendapatkan pahala, termasuk sesuap nasi yang dimakan istrimu." (Mutaffaq alaih)
Rasulullah saw. bersabda: "Dan nafkah yang diberikan kepada seseorang kepada keluarganya adalah shadaqah." (HR Muslim dan lainnya)
Bagi para pencari rezeki, bisa menghasilkan cuan adalah sebuah berkah. Bagi para pekerja, setiap bulan mendapatkan gaji adalah rezeki. Allah Swt menebarkan rahmat-Nya kepada kita semua tanpa terkecuali. Sifat Rahman-Nya memberikan umat manusia rezeki baik orang muslim, maupun non-muslim.
Nafkah yang diberikan dari suami, dapat diterima oleh istri dengan hati gembira. Dari sekian pos harta yang kita miliki, kita juga harus ingat bahwa sebagai umat Muslim, kita pun diperintahkan Allah Swt. untuk dapat menyisihkan sebagian rezeki kita untuk berzakat.
Pintu-pintu kebaikan dan shadaqah tidak berbatas. Shadaqah bagi orang yang mampu, tetap mulia dengan diniatkan untuk Allah Swt.
Infak yang kau berikan, insyaAllah akan bermanfaat untuk orang lain.
Bagaimana dengan yang tidak punya harta
Keutamaan bagi yang mampu adalah untuk dapat senantiasa bersyukur dan berinfak, juga orang yang fakir yang sabar dan senantiasa mengharapkan pahala.
Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa ada sejumlah orang sahabat Rasulullah saw. berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka." Rasulullah saw. bersabda, "Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tasbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, mengajak pada kebaikan (makruf) adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah, dan berhubungan ****m dengan istri kalian adalah sedekah." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana bisa salah seorang diantara kami melampiaskan syahwatnya lalu mendapatkan pahala di dalamnya? Beliau bersabda, "Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram, bukankah akan mendapatkan dosa?" Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka ia mendapatkan pahala." (HR Muslim)
Abu Dzar al-Ghifari menceritakan kepada kita fenomena persaingan di kalangan para shahabat untuk mendapatkan kebaikan, bagaimana lslam memberikan peluang yang amat luas untuk berbuat baik.
Dikisahkan bahwa orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin (sebagian kecil dari kalangan Anshar) merasa tidak bisa memperbanyak amal kebaikan, karena mereka tidak memiliki harta untuk diinfakkan, sebagai bukti keimanan mereka. Padahal mereka selalu mendengar berbagai HADITS dan ayat al-Quran yang mendorong untuk berinfak, memuji dan menjanjikannya surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Mereka juga melihat saudara-saudaranya yang kaya, berlomba-lomba infak. Ada yang menginfakkan seluruh hartanya, ada yang separuh hartanya, ada yang memberikan beribu-ribu dinar. Ada yang membawa tumpukan hartanya kepada Rasulullah saw, lalu Rasulullah mendoakan mereka dan memohonkan ampunan dan keridlaan dari Allah.
Fenomena itu menggugah jiwa mereka, untuk bisa memiliki kelebihan dan derajat sebagaimana saudara-saudaranya. Bukan karena dengki dengan harta yang dimiliki saudaranya, dan bukan semata-mata menginginkan kekayaan. Akan tetapi didorong oleh rasa ingin bersaing dalam kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah.
Allah telah memberikan pahala kepada kita semua, siang dan malam, jika kita senantiasa ikhlas. Karena kita senantiasa memberi nafkah kepada keluarga kita.
Hendaklah setiap pribadi muslim senantiasa berusaha untuk memiliki semangat untuk berlomba dalam kebaikan.
Pengalaman Berzakat di Rumah Zakat
Kebaikan yang kau tanam di masa lalu, akan teringat bagi orang lain di masa mendatang.
Jadi ingat kebaikan ownernya, ketika Papa cerita dulu pengalamannya pernah berjualan bakso keliling dan pemilik Rumah Zakat (dulu di awal tahun 90-an--saat saya masih balita), Pak Deni begitu nama kecil Abu Syauqi sekali waktu membeli bakso pada Papa. Hal itu terkenang oleh Papa saya, sebelum akhirnya banting setir usaha jual beli motor second di tahun 1997.
Ada yang menyebut kalau berzakat baiknya tidak langsung ke orangnya, tapi melalui Lembaga agar terjaga niatnya dan juga lebih dapat tepat sasaran ke penerima yang berhak menerimanya.
Rumah Zakat berdiri pada 2 Juli 1998, dengan nama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ). Sekretariat bertempat di Jl. Turangga 33 Bandung. 1999 Dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik. Kantor sekretariat pindah ke Jl. Dederuk 30 Bandung.
Rumah Zakat menerima zakat fitrah, zakat maal, zakat profesi, infak dan sedekah untuk dapat disalurkan ke mustahiknya.
Bagi yang belum tahu ingin berzakat dimana dapat berzakat disini.
Baca juga: Zakat Fitrah Semudah dalam Genggaman di Rumah Zakat
Alhamdulillah, melalui dana zakat yang disalurkan banyak #ManfaatHebat yang tercipta. Dari bantuan modal, sarana prasarana, Kesehatan, kemanusiaan hingga pangan. #ManfaatHebat Wrapped
Kolaborasi Bersama hadirkan kebahagiaan untuk Indonesia dan Dunia
Sepanjang Januari- November 2024, Rumah Zakat telah menyalurkan dana zakat dan menghadirkan banyak program untuk membantu masyarakat.
Program Pendidikan: 21.723
Program Kesehatan: 97.796
Program Ekonomi: 4.416
Program Lingkungan dan Sosial: 284.230
Program Seasonal (Desaku Berqurban, Ramadhan, Superqurban) 284.230
Program Insidental Bencana: 781.386
Program Capacity Building (Dakwah): 417.910
Jumlah Penerima Manfaat: 2.065.621
Berikut beragam apresiasi yang telah diterima Rumah Zakat.
No comments