Film Daily Dose of Sunshine mengulik kehidupan di Rumah Sakit Jiwa dan membahas tentang penyakit kejiwaan yang dialami oleh pasien-pasien Rumah Sakit Jiwa.
Tokoh utamanya, Jung Da Eun (yang diperankan Park Bo young) harus pindah ke Rumah Sakit Myungshin dan secara tidak sengaja bertemu dengan teman lamanya, Dokter Hwag Yeo. Saya pikir Da Eun dan temannya itu saling menyukai. Tapi ternyata nggak.
Hwang Yeo yang diperankan Chang Ryul. Kalau nonton My Name pasti tau dia yang meranin pecandu itu ihhh serem. Tapi pas di Daily Dose of Sunshine, dia bener-bener bucin banget ya sama Deul-re. He..
Karena Da-eun masih amatir baru menjadi perawat, terkadang dia melakukan kesalahan, tapi dia merupakan perawat yang baik, yang mau belajar dan sabar menghadapi pasien.
Cerita pertama sudah membuat saya kaget karena pasien RSJ yang terkena penyakit Bipolar. Perempuan tersebut kalau sedang kumat bisa seperti orang gila dan gak pake baju dan teriak-teriak. Jika saat sedang senang berlebihan, dan ketika sedih pun berlebihan.
Baca juga: Sulitnya Mencari "Big Mouse" (Review Film Drama Korea Big Mouth)
Dia bisa terus-terusan menghubungi seseorang tidak kenal waktu dan tidak tidur beberapa hari dan meneror seorang pria. Ketika dikatakan, “Dasar jalang gila!” Hal itu membuat perempuan tersebut menciut dan hancur sehancurnya.
Rupanya dia bahkan tidak bisa memesan apapun sendiri, dan segalanya diatur oleh Ibunya. Dia tidak menjadi dirinya sendiri. Bahkan dia tidak tahu harus apa karena Ibunya terus mencekokinya, kalau ini bagus penilaian semua dan dia seperti angsa yang patuh.
Sedih. Intinya film Daily Dose of Sunshine membuat saya tersadar bahwa Kesehatan mental itu sangat penting.
Kesehatan mental depresi berat itu dimulai dari dia punya masalah dengan tidur, kemudian dia ingin orang lain Bahagia, sedangkan dia sendiri tidak apa-apa.
Kisah selanjutnya yang membuat Da-eun terguncang saat pasien yang dia tangani bunuh diri. Sebenarnya pasiennya itu sudah bisa pulang ke rumah. Tapi dia masih ingin tes CPNS yang ketujuh. Kalau udah tes yang ke-7, kalau saya mending skip, terkadang kita harus berkaca diri juga kemampuan kita dimana, sehingga kita tidak terlalu memaksakan diri. Orang tuanya juga khawatir dan bilang agar tidak terlalu memaksakan diri.
Saking mungkin stressnya, dia bahkan merasa dirinya masuk ke dunia game. Karena halusinasinya. Berangsur-angsur karena minum obat, dia mulai sadar dan mulai bisa membedakan kehidupan nyata dan hanya halusinasi.
Dia malah sempat pura-pura sakit lagi dan lebih memilih balik ke rumah sakit jiwa lagi. Sang dokter menolak pasien tersebut, karena dia sebenarnya harus bisa mengontrol diri, dan secara sadar sudah bisa mengendalikan diri dan bisa mulai menghadapi dunia luar.
Terpikir oleh saya sebaiknya memang dokter tidak memulangkan pasien itu. Atau kalau tidak, orang tuanya pun menahan anaknya untuk di rumah saja, beraktivitas di rumah, bekerja dari rumah, misal, agar bisa juga terpantau.
Yang disayangkan karena dia seperti kembali ke masa awal sebelum gila, dan jadi stress lagi.
Baca juga: Review Film Korea Vagabond
Dokternya juga seperti menyesal, tapi karena tidak bisa berbuat apa-apa. Sebetulnya pasien harus tetap kontrol ke dokter, tapi pasien memilih menghentikan dan tidak mau bertemu dokter RSJ lagi. Alhasil, dari sana emosinya tidak terkontrol, dan jadi tidak bisa diarahkan lagi.
Pentingnya control ke dokter untuk kelanjutan Riwayat penyakit kita. Terkadang saran-saran yang diberikan adalah sebuah hal yang baik; masukan berharga yang bisa kita pertimbangkan.
Jung Da eun anehnya merasa pasien itu masih hidup, dan hal tersebut membuat seluruh perawat dan dokter menjadi bingung. Ada apa dengan Da eun?
Da eun ternyata tidak sadar kalau dirinya sudah tahap depresi berat. Bahkan dia tidak ingat kalau dia di jalanan hampir tertabrak.
Karena sudah sadar kalau dirinya sedang sakit, dan dia ingin sehat bahagia lagi, akhirnya Da eun menurut dengan Dokter yang menanganinya. Da eun mau minum obat, kemudian tidur dengan teratur, istirahat cukup, mau menulis jurnal pujian untuk diri sendiri, dan mulai berkata tidak dengan orang lain.
Mulai egois dan tidak memikirkan perasaan orang lain.
Hal itu yang bisa membuatnya bisa bertahan hidup.
Jika terus menerus berpikir bagaimana tanggapan orang lain kamu akan hancur. Lebih baik menjalani dirimu apa adanya.
Misal ketika Da eun tidak mau pindah dari tempat duduknya. Dia mengatakan ingin duduk disitu juga. Akhirnya orang lain pun paham, dan mengerti. “Tapi besok akum au duduk di situ ya!”
Da eun pun mengangguk.
Kisah lain yang cukup menyentuh hati adalah kepala perawat yang adiknya terkena penyakit Skizofernia. Betapa seorang pemimpin terlihat banget dari Ibu tersebut. Dia mengayomi, menutupi kekurangan perawat, mendukung perawat-perawat di bawahnya yang ditindas, dan lain-lain.
Cukup banyak nilai kehidupan slice of life yang bisa diambil. Terlebih ada kisah cinta. Disini sebenarnya saya berada di pihak teman Jung Da eun yang menyukai Da eun. Song Yu Chan (diperankan oleh Jang Dong Yoon). Tapi Da eun hanya menganggapnya sebagai seorang teman biasa saja.
Meski cintanya bertepuk sebelah tangan, tapi dia selalu ada untuk Da eun, dan menyemangati Da eun ketika berada di RSJ, dan juga menghibur dengan caranya.
Temannya ini juga punya penyakit cemas gitu yang tidak bisa menolak perintah atasan. Tapi karena hal itu dia menjadi stress dan keluar kerja, dan membantu usaha ayam ibunya.
Bagaimana kisah selengkapnya? Yuk nonton ada 12 episode saja, semoga bisa mewaraskan diri agar tidak meledak tiba-tiba. Berusaha positif thinking dan bersyukur dengan takdir yang Allah berikan. insyaAllah hal tersebut akan melegakan hati. Serta jangan lupa untuk menulis agar melegakan hati.
No comments