KUMPULAN cerpen “Jaja si Muazin” merupakan pemenang cerpen anak lintang dari penerbit Indiva, terdiri dari 10 cerpen. Saat pertama kali melihat covernya saya tersentuh karena ada Jaja si Muazin Cilik yang berhasil buat saya takjub.
Mengambil tema anak laki-laki azan adalah hal yang baru. Penulis yang bisa menangkap ide baru dan berhasil menuangkannya ke dalam tulisan adalah sebuah kesuksesan.
Terlebih cerpen pertama yang menjadi judul adalah cerpen yang bagus. Penulis Eika Vio mampu meramu Sejarah lokalitas ke dalam tulisannya sehingga kita mampu mendapat pemahaman yang kaya. Baik kosakata, latar tempat, latar tokoh, dan sebagainya.
Buku “Jaja si Muazin Cilik” adalah hasil dari kompetisi menulis Indiva 2022 dan dicetak pada tahun 2023.
Penulis 10 besar tentu sudah tidak asing lagi ada Eika Vio, Riawani Elyta, Ana Falesthein, Nicco Machi, dan lain-lain.
Di kompetisi ini saya juga turut berpartisipasi mengikutkan naskah saya, namun tidak lolos.
Setelah membaca pemenang-pemenangnya saya jadi tahu karakter tulisan yang disukai di Indiva.
Di cerpen “Anak-anak Perbatasan” ada Mirza yang dengan kekurangannya bersekolah di tempat yang bocor dan terkadang iri dengan kawannya Syafiq yang pindah bersekolah di Malaysia.
Cerita asalnya Mirza iri pada Syafiq, tapia da sebuah hal yang membuatnya jadi tersentuh, saat anak-anak Palestina bahkan kesusahan dalam hidupnya.
Puncaknya, Mirza tidak jadi mau pindah ke sekolah Syafiq dan tetap ingin di sekolahnya. Bahkan yang mengharukan, saat akan turun hujan Mirza dengan semangat dan jiwa ksatrianya mengepel lantai yang basah –tanpa disuruh..
Sebuah kesadaran yang luar biasa untuk anak seusianya.
Cerpen selanjutnya cerpen dari Micho Macci
Dengan mengambil sudut pandang dari si anak, membuat saya tahu bahwa penulis menempatkan dirinya dalam dunia anak. Bagaimana ia dapat terpikir untuk mencuci pakaian menggantikan Ibu jadi tukang cuci.
No comments