Proses Kreatif Menulis Buku Manusia, Kumpulan Kisah Penuh Hikmah

Setiap orang punya cerita. Ada kesedihan dan kebahagiaan. Semua itu melengkapi kehidupan manusia di dunia. Banyak orang lupa ketika bahagia. Banyak orang terpuruk ketika bersedih. Satu hal yang pasti, tak ada yang abadi di dunia ini. 

Hidup ini harus terus berjalan. Perjuangan tak boleh berhenti. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari setiap peristiwa. Ingatlah, bahwa Allah tak tuli. Terus berdoa dan berikhtiar untuk mencapai jalan yang diridhai.

Membuat kumpulan cerpen adalah mimpi sejak dulu kala. Mengumpulkan cerita pendek untuk dijadikan satu buku adalah hal yang cukup sulit. Dari sekian banyak cerpen yang saya punya, saya tentu harus menyortir lagi cerpen yang bagus secara ide, sampai eksekusinya. 

Sejak kehamilan ketiga, saya terkadang tidak beristirahat di malam hari, tetapi mengejar naskah cerpen yang akan saya rampungkan. Saya berencana ingin menerbitkan cerpen pasca kelahiran saya, tapi sejak kehamilan besar, naskah-naskah tersebut terbengkalai. 

Melihat kondisi fisik juga, dan berbagai kegiatan sebagai Ibu rumah tangga yang cukup berat, saya tidak terlalu memaksakan diri lagi.

Membuat antologi cerpen saya berencana membuat buku ini untuk mengenang almarhum adik saya. 

Dipotret dari kisah-kisah sederhana di sekitar kita, lalu diantarkan dengan penceritaan yang apik, membuatmu akan tertuntun menemukan hikmah di setiap kisah. -S. Gegge Mappangewa, Penulis Novel Surga Berintan Putih; Ketua Umum Forum Lingkar Pena

"Buku Manusia berhasil menyajikan kisah-kisah, yang sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari, tapi terasa sangat dalam, penuh makna, dan kaya akan pelajaran hidup. Tiap cerita selalu berhasil menimbulkan rasa penasaran, "Gimana akhirnya, ya?". Akhir ceritanya kadang tak sesuai harap. Namun, bukankah begitu lika-liku kisah hidup sebagai manusia?" -Farah Qoonita, Penulis buku Seni Tinggal di Bumi dan Novel Nyala Semesta

Berikut endorse dari penulis keren Daeng Gegge dan Farah Qoonita. Kalau pernah dengar Farah Qoonita anak dari Ustadz Abdul Aziz Abdul Rouf, dan aktivis muslimah Palestina. 

QADARULLAH ... ternyata buku ini tidak saja diperuntukkan untuk mengenang almarhum adik saya saja, tetapi juga untuk anak saya yang paling kecil yaitu Ibrahim berusia 2 bulan. 

Semula terpikir untuk membuat mug gelas untuk mengenang bayi saya, tapi kata suami untuk apa? Akhirnya saya membuat buku kumcer saja sebagai rasa cinta saya dan sebagai penulis, tulisan yang bisa saya persembahkan. 

Ada 16 cerpen di dalamnya dan dibantu diedit oleh Senior Editor di Sygma, alhamdulillah berhasil rampung. 

Mengambil judul Manusia mewakili dari cerpen-cerpen yang ada di dalam buku. 

Saya pun mencetaknya di Lovrinz lagi, untuk SP atau Self Publish atau menerbitkan sendiri ada beberapa catatan seperti: 

• Untuk SP tidak ada perjanjian MoU, karena semua keuntungan menjadi hak milik penulis. 
• Naskah juga hak milik penulis sepenuhnya. 
• Naskah dicetak kelipatan 4 jadi 12eks 
• Untuk pengajuan nomor ISBN, 2 eks untuk Perpusnas dengan mengisi surat pernyataan keaslian karya dan di tanda tangan di atas materai. 
• Untuk Proses cetak dan edit alhamdulillah merasa terbantu sekali karena penerbit mau merevisi naskah jika ada yang kurang tepat