Mengambil Keputusan Operasi Caesar dan Steril, Haruskah?



Kita tidak tahu pasti apa yang akan terjadi di masa depan. Seperti saya, tidak tahu kalau anak bakal pergi begitu cepat.

 

Terkadang jika sedang ingat almarhum anak, rasa sedih muncul atas keputusan yang pernah saya ambil. Maka harus segera beristighfar bahwa semua yang terjadi adalah takdir dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Qaddarallahu Wamaa Syaa-a Fa’ala "Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat.

Tidak ada yang tahu rahasia Allah mengapa suatu perkara ditetapkan. Misalnya tentang Steril, mengapa Allah haramkan? 

*

Saya ingat sekitar tahun 2008, Ibu saya memutuskan untuk operasi steril setelah kebobolan hamil anak ke-6. Karena merasa cukup anak 6, Ayah dan Ibu sepakat untuk operasi steril.

Ibu saya saat tahun 2008 berumur 35 dengan 6 anak, menurut saya itu masih muda. Ternyata di tahun ini, saya pun berumur 33 tahun, dan saya dikaruniai 3 anak. 

Hanya saja bedanya, kalau Ibu saya melahirkan normal, sedangkan saya caesar sebanyak 3 kali. 

Saat hamil 36 minggu, dua dokter menyarankan saya untuk sekalian steril. Saat itu saya belum tau kalau keputusan itu akan membuat penyesalan panjang pada saya, bahkan 4 bulan setelahnya. Masih merawat diri untuk berusaha ikhlas, dan ridha. 

Anak saya yang ketiga meninggal dunia saat usia 2 bulan. 

Bagaimanakah agar tidak timbul rasa sesal setelah operasi steril?

Perlu didiskusikan terlebih dulu dengan pasangan apakah ingin punya anak lagi atau tidak sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari. 

Meski tidak ada batasan berapa kali operasi caesar dibolehkan. Ada yang 3 kali, 4 kali, atau 2 kali. Namun, jika makin sering operasi, maka akan lebih rentan dan membahayakan Ibu. 

Dalam Islam, steril diharamkan karena membatasi keturunan. Sedangkan Islam sendiri menganjurkan untuk mempunyai anak yang banyak, tapi dengan jarak yang cukup antara anak satu dan anak berikutnya, dan dapat mengasuhnya dengan baik.

Beberapa dokter saat ini mengungkapkan bahwa batas maksimal operasi sesar adalah 3 kali, dan bisa langsung dilakukan sterilisasi.

Namun jika ada salah satu pasangan yang tidak setuju, bisa dipertimbangkan untuk steril dan bisa memilih KB lain yang lebih aman misal KB, IUD, atau pil.




Pada saat itu saya sama sekali tidak ada kebayang pertimbangan itu, karena disodori banyak berkas yang harus ditanda tangani dan tidak ada feeling apa-apa. Saat itu diyakinkan bahwa operasi caesar dan steril sekaligus saja untuk memudahkan jadi dua tindakan dalam satu operasi. 

Qadarullah tidak ada yang pasti bahwa seperti saya setelah 3 kali hamil, dan Allah ambil ketika sudah waktunya. 

Tapi insya Allah saya sedang merawat diri untuk ikhlas dan berupaya bahwa semua yang terjadi sudah takdir Allah, dan manusia sudah berusaha tinggal Allah yang menentukan. Namun, tetap standar segala sesuatu memang islam kuncinya, karena terdapat hikmah yang dapat kita ambil.

Saya baca-baca, ada juga yang sudah Steril namun Allah izinkan untuk hamil. Semoga hal tersebut juga terjadi pada saya kelak jika Allah izinkan. Aamiin ya Allah. Namun jikapun tidak insyaAllah saya bersyukur dengan segala keadaan yang Allah berikan tentu adalah yang terbaik dan terus berhusnudzon pada Allah.  

Lantas bagaimana dengan yang tidak memiliki anak? 

Terkadang keinginan tak selalu kita dapatkan. Kita sering menjadikan orang lain sebagai standar kebahagiaan kita. Padahal seharusnya kita melihat orang yang lebih di bawah kita, untuk bisa bersyukur. 

Ini untuk saya sendiri juga bahwa ketika saya melihat orang lain, maka saya juga ingat bahwa Allah masih memberikan kebaikan dengan menghadirkan anak saya yang masih harus dijaga dan dididik. Ini yang harus disyukuri dan kita dapat terus bertahan. Dan kita serahkan kepada Allah. Karena pada dasarnya manusia itu lemah dan Allah yang Maha segalanya. 

Ada seorang teman yang menyadarkan saya bahwa, "Mengapa standar kita ingin punya anak banyak? Terkadang saya pun ingin punya anak banyak, tapi kalau Allah takdirkan kita punya anaknya 2, ya harus disyukuri. Atau lihat Ibunda Aisyah yang tidak punya anak, tapi bahagia-bahagia saja. Seharusnya kita bisa bersyukur dengan yang ada."

"Ingin punya anak laki-laki? Sama aja anak laki-laki dan anak perempuan dikaruniai oleh Allah untuk kita, karena mereka itu titipan yang bisa Allah ambil sewaktu-waktu. Kita syukuri apa yang sudah Allah berikan sekarang."

MasyaAllah. Terima kasih, Teh. 

Penting juga mencari teman diskusi yang sevisi, dokter yang sevisi, dan bisa membimbing. 

Masih ingin Memutuskan Steril? 

Intinya harus dikomunikasikan baik buruknya kelak masih ingin punya anak atau tidak. Kalau memakai KB, memilih KB apa. Wallahu 'alam.  




No comments