Kisah perjalanan 3 tokoh: Bibi Gill, Pak Tua dan Si Putih. Siapa sangka ternyata perjalanan mereka sangat seru karena mereka bukan membonceng kucing biasa, tapi kucing yang dirunggu dan dinanti kedatangannya oleh Penduduk Klan Polaris Minor.
Novel Bibi Gill, seorang perempuan tua yang sering berada di kantin dan sekilas biasa-biasa saja dari penampilan, ternyata memiliki kekuatan dunia paralel yang hebat. Dia juga seorang dosen di ABTT, serta memiliki masa lalu yang kelam bahwa satu persatu keluarga, teman, pasangan dan juga anak-anak yang ia peluk erat, satu persatu mulai hilang di depan matanya sendiri.
Baca juga: Review Novel SagaraS - Tere Liye
Yang uniknya, penduduk Klan Polaris Minor ini meski rumah-rumahnya antik dari kayu, tidak ada listrik, tidak ada kendaraan dan memasak memakai tungku, tapi penduduknya bisa mengendalikan hewan.
Unik sekali misalnya petani menyuruh belut raksasa membantu mereka, mengairi lahan luas untuk membuat tanah gembur, mereka menyuruh puluhan kerbau bertanduk empat mengentakkan kaki. Penduduk pemukiman bisa mengendalikan hewan.
Itulah kenapa jumlah hewan pemukiman ini lebih banyak. Anak-anak kecil biasa bermain dengan kupu-kupu, capung. Mereka menyuruh hewan-hewan kecil itu membuat formasi di udara, juga mengeluarkan cahaya dari sayapnya.
Ada juga hewan memotong kayu dengan cepat, atau mengaduk tanah liat sambil berenang di dalamnya. Ada pula hewan yang sedang menenun. Hewan ini membantu kehidupan.
Penduduk merasa aneh karena Bibi Gill, Pak Tua tidak mempunyai kekuatan semacam itu. Mereka dapat menemukan klan itu akhirnya setelah melihat ada kerikil dan portal permainan engklek: membuat kotak-kotak, diberi angka kemudian mulai melompat satu per satu dari kotak pertama menuju paling jauh. Jika memperolehnya anak itu menandainya, anak lain tidak bisa melompat ke kotak itu lagi.
Dan yang menjadi petunjuk adalah kucing, Si Putih seakan tahu dan menjadi jalan kebuntuan Gill saat mencari dan ingin membalaskan dendamnya pada Makhluk Malam yang menghabiskan keluarganya.
Istilah-istilah menarik seperti Manusia Yang Datang dari Langit bertarung dengan gagah berani melawan hewan buas. Pak Tua, Penunggang Kursi Roda Yang Gagah Perkasa. Zat, Si Kurus Tinggi.
Tere Liye berhasil membuat novel fantasy yang selalu bikin penasaran. Dari covernya Bibi Gill ini menarik, berwarna oranye dan ilustrasi covernya menggambarkan cerita yang didalamnya dan direpresentasikan lewat simbol yang ketika melihatnya, pembaca langsung bisa menangkap. Ada simbol Penguasa Kegelapan, mobil karavan, mobil hello, menara batu yang menjaga Penjaga Menara Satu dan ada dua matahari di Klan Polaris Minor.
Yang mustahil tapi hanya ada di cerita fantasi adalah ada dua bola matahari yang diceritakan dalam novel "Bibi Gill". Jika terjadi di dunia nyata tentu kiamat yang terjadi karena bisa jadi kedua matahari bisa berbenturan pada akhirnya.
Jika di seri Bumi kebanyakan bercerita tentang tokoh Ali, Seli dan Raib, di buku Bibi Gill ini tokoh yang menjadi cerita adalah Bibi Gill, Pak Tua dan Si Putih. Petualangan mereka bertiga hendak menemukan Makhluk Malam itu mengarungi tempat-tempat yang ekstrem dan mencari portal mati-matian. Tokoh Bibi Gill diceritakan memiliki kekuatan yang hebat dengan penyamaran luar biasa --ia mampu mengecoh.
Sedangkan sosok Pak Tua membuat saya teringat Batozar, Tokoh Pak Tua dalam novel Bibi Gill ini benar-benar mencairkan suasana dan tokoh pendukung yang berhasil membuat saya tersenyum karena tingkahnya. Pak Tua memiliki kekuatan bisa membaca pikiran dan bisa membuat seseorang dapat menceritakan sesuatu yang ditanyakan oleh Pak Tua.
Cerita selanjutnya saat sedang menunggu bersama penduduk setempat (munculnya makhluk kegelapan), tapi tak kunjung muncul bahkan 3x24 jam. Hal itu membuat Pak Tua cemas. Bibi Gill santai-santai saja. Lalu datanglah musuh yang dinanti. Hewan-hewan purba yang melawan Bibi Gill, dari mulai kodok yang jumlahnya ribuan, kemudian laba-laba raksasa yang jumlahnya ribuan pula.
Bibi Gill dapat melawan mereka dengan kekuatan tombak es. "SROOOOM!"
Terakhir saat kalajengking raksasa datang bersama penunggang kalajengking.
Kali ini Gill tidak membuat ribuan tombak es. Dia melapisi dinding parit dengan es tebal. Ujung ke ujung, es itu terbentuk dengan cepat. Dalam hitungan detik, berhasil tembok es setinggi enam puluh meter terbentuk. Kaki laba-laba tidak bisa menempel di sana, mereka terpeleset satu per satu, sambil menahan marah. Apalagi dengan hujan deras, lebih licin lagi tembok es itu.
HISSSS! Induknya ikut mendesis kencang. (halaman 168)
Padu padan konflik siapa yang menjadi musuh tokoh utama itu dan apa, Tere Liye mampu mengemasnya menarik. Disini sosok-sosok hewan purba dan puncaknya Bibi Gill terkena racun kalajengking yang mesti setetes, namun bisa sampai menjalar ke seluruh tubuh. Untunglah sebelum benar-benar pingsan, Bibi Gill mengaktifkan mobil karavannya, sehingga datang Robot Hello yang memiliki teknik penyembuhan yang bisa menyembuhkan Bibi Gill, Pak tua dan penduduk sudah ketakutan. Jika hal itu benar-benar terjadi, untunglah Bibi Gill baik-baik saja.
Saat melihat Gill terkapar di lantai mobil, kehilangan kesadaran, dengan kulit yang berubah menjadi merah mengepulkan asap, H3LO meluncur cepat.
H3LO mulai bercahaya. Tangannya terjulur, dari ujung jarinya keluar jarum suntikan, menembus lengan Gill. Menganalisis yang terjadi dengan Gill. Sensor di mata jarum itu bisa membaca cepat situasi tidak normal di tubuh Gill. Racun kalajengking purba dunia paralel. H3LO semakin bercahaya, tubuhnya mendesing, lantas dari jari-jarinya keluar belalai seperti selang transparan, menembus sepuluh titik di tubuh Gill. Dengan bantuan tabung Klan Aldebaran, H3LO mulai meramu antiracun terbaiknya. (halaman 190-191)
Kerangka tulisan juga dibuat menarik, seperti Bibi Gill bercerita ketika dalam perjalanan bersama Pak Tua. Bibi Gill mengurai pertemuannya dengan Makhluk Malam dan ia membunuh orang tua dan saudara-saudaranya. Cerita berlanjut saat Makhluk Malam menghabisi Nia dan juga sahabat-sahabatnya yang enam.
Terakhir saat Bibi Gill juga sudah berkeluarga memiliki suami bernama Bill dan anak-anak yang lucu, tapi harus berakhir di tangan Makhluk Malam juga. Sungguh menyedihkan.
Saat membaca buku Bibi Gill saya sampai berpikir kok bisa ya, kalimat atau dalam menjelaskan sesuatu bisa semudah itu di tangan Tere Liye. Seperti bagaimana ketika mencari keberadaan kawanan Naga, Tere Liye cukup menjelaskan dengan melihat layar di mobil karavan, dan melihat ada tanda kedip merah. Rupanya Gill menaruh pelacak di salah satu naga dan itu membuatnya cukup mudah saja mencari letak kawanan naga nantinya.
Selain itu ia pandai membuat cerita yang sangat panjang dan dapat dinikmati oleh pembaca. Saya bisa tersenyum, ikut sedih dan tegang membaca buku Tere Liye. Terdapat banyak kejutan dalam cerita yang memancing saya untuk membaca sampai akhir. Sekali baca, ngga bisa berhenti. 3 hari karena diselang dengan kerjaan ibu rumah tangga cukup cepet kan yaa untuk sebanyak 356 halaman.
Ditutup saat sudah menaklukkan Induk Naga, Gill menemukan lagi Sosok Makhluk Malam dan ini menjadi terakhir kali ia melawannya. Pak Tua menyadarkan Gill tentang sesuatu. Apakah itu? Jangan lupa baca buku Bibi Gill ya.
DATA BUKU
Judul: Bibi Gill
Penulis: Tere Liye
Cetakan: 5, Juni 2022
Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara
Tebal: 356 halaman
ISBN: 978-623-972-6249
Judul: Bibi Gill
Penulis: Tere Liye
Cetakan: 5, Juni 2022
Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara
Tebal: 356 halaman
ISBN: 978-623-972-6249
No comments