Apa yang terlintas di pikiran teman-teman saat disebut kata penyandang disabilitas?
Seringkali disabilitas dianggap sebelah mata karena keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu yang lama dalam berinteraksi dengan lingkungan. Seringnya penderita disabilitas kurang mendapat kesempatan di ruang publik atau ranah masyarakat, padahal disabilitas juga sama seperti kita punya hak untuk mendapatkan kesempatan seperti orang normal lainnya.
Jadi ingat film Extraordinary Attorney Woo drama korea yang booming tentang Woo Young-woo, pengacara dengan gangguan spektrum autism, autisme bukan disabilitas fisik, tapi autism adalah masuk kedalam kategori disabilitas mental tapi memiliki tingkat kecerdasan tinggi. Bekerja di sebuah perusahaan firma besar, diperankan Park Eun Bin bisa membuat pengadilan terasa hidup dan meski punya EQ rendah dan ada saja orang yang memandang sebelah mata, tapi karena kecerdasannya ia adalah pengacara terpintar dalam mengurai masalah, dan ia bisa bertahan di perusahaannya ya.
Ini bukan kali pertama saya menonton kisah disabilitas, ada juga film lain berjudul Move to Heaven jauh sebelumnya sudah saya tonton bercerita tentang Geu Ru dengan sindrom asperger. Pengidap gangguan autistik biasanya mengalami kemunduran kecerdasan (kognitif) dan penguasaan bahasa. Sedangkan pengidap sindrom Asperger tak mengalami kesulitan dalam belajar, berbahasa, atau memproses informasi. Di film ini, Han Geu Ru cerdas dengan Asperger mampu mengingat suatu hal meski hanya dalam beberapa detik saja, dan mampu memecahkan masalah dengan kepintarannya.
Film lain tentang disabilitas ada Taare Zameen Par, film dari India tentang penyandang disabilitas yang disleksia. Mungkin teman-teman sudah tidak asing dengan yang ini ya?!
Terdapat film lain dan masih menjadi list agenda (baca: PR) buat nonton yaitu 37 Second. Sinopsisnya tentang kisah penyandang disabilitas yang mengalami kelumpuhan otak atau cerebral palsy. Pada saat lahir ia tidak bernapas selama 37 detik dan membuatnya tumbuh dengan segala keterbatasan. Ia harus hidup di atas kursi roda dan aktivitasnya terbatas. Walau begitu impiannya menjadi kreator manga tak pernah surut. Ia berusaha terus mengirimkan karyanya ke pihak agensi manga.
*
Beberapa waktu lalu tetangga saya ada yang sekeluarga sakit kulit. Tapi pernah juga saya mendengar istilah-istilah seperti koreng, kusta, borok atau lainnya. Saya jadi penasaran apa itu penyakit kusta? Banyaknya kasus penyakit kulit, kalau kusta tuh gimana? Sering mendengar stigma kusta penyakit kutukan dan seterusnya. Apa kusta itu termasuk disabilitas?
Ngobrol-ngobrol dengan ibu mertua saya, penyakit kusta ini bisa membuat penderitanya buntung gitu salah satu anggota badannya. Misalnya kaki atau tangan naudzubillah. Kata mertua saya lagi seringnya kalau zaman dulu jadi asas pemanfaatan. Pengemis-pengemis yang ada di lampu merah seringkali adalah mereka penderita kusta.
Meskipun kusta merupakan penyakit menular, tapi untuk bisa menjadi kusta ini mengalami masa inkubasi yang lama, jadi tidak bisa yang kalau sekali ketemu itu tertular. Butuh waktu yang cukup lama agar bisa tertular penyakit kusta, yakni punya kontak erat minimal 20 jam berturut-turut selama satu minggu dengan pasien kusta yang belum berobat.
Biasanya harus lama dulu, kalau serumah misalnya baru bisa lebih berpotensi tertular. Lalu apa yang berbahaya dari penyakit kusta ini? Menurut Dokter Irene Dorthy Santoso, Sp. Dv spesialis Dermatologi dan Venereologi mengatakan bahwa yang bahaya jika tidak segera ditangani. Jadi kalau sudah ada ciri-ciri segera datang ke tenaga kesehatan atau puskesmas/dokter, sehingga tidak akan merembet. Kalau tidak ditangani, bisa berujung disabilitas.
Secara lebih lanjut Dokter Irene pun bercerita bahwa penyakit kustanya bisa jadi parah sampai buntung kalau tidak segera mendapat penanganan. Jadi jika sudah ada tanda-tanda segera datang ke tenaga kesehatan agar tidak mengalami disabilitas fisik kusta.
Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti talkshow KBR dan NLR, banyak informasi baru membongkar stigma kalau kusta adalah penyakit kutukan dan semacamnya.
Mengenal Penyakit Kusta, Stigma Kusta, dan Tipe Kusta
Sejarah Kusta telah ada sejak 2000 tahun sebelum masehi. Ditemukan tahun 1873 oleh Gerhard Henrik Armauer Hansen pada 28 Februari 1873. Sehingga penyakit kusta ini disebut juga penyakit Morbus Hansen. Kusta berasal dari bahasa Sanskerta adalah kumpulan gejala pada kulit.
Menurut Dokter Irene, kusta bisa ditegakkan dengan 3 alasan ini:
Yang pertama ciri kusta adalah ada bercak kulit kemerahan, putih dan hilang rasa. Ada bagian tubuh dingin wajah telinga, ujung-ujung jari. Jadi kalau missal lihat ada orang memakai sandal tapi sandalnya tertinggal, itu bukan karena apa-apa, tapi karena penderita kusta mengalami hilang rasa disangkanya kaki dan sandalnya menyatu, padahal lepas. Jadi sebaiknya pengguna kusta memakai sepatu.
Yang kedua ciri kusta adalah syaraf tepi. Ia akan menyerang tepi-tepi ujung jari, ujung telinga, dan lain sebagainya sehingga itu yang sakit.
Yang ketiga kuman/bakteri tahan asam. Bagian tubuh yang paling mudah kuman masuk kusta adalah menular melalui saluran pernafasan, dan melalui saluran kulit.
Stigma Kusta
Kadang stigma kusta adalah bersalaman dengan orang jadi kena kusta, gak seperti itu. Ada lukanya berpotensi dari luka. Penyakit yang menular tipe tertentu menular yang multibasiler.
Ciri kusta juga adalah kuman/bakteri tahan asam. Dia tidak akan tahan dalam cuaca panas. Dia bertahan di udara luar selama 9 hari. Jadi agar tidak terkena biarkan sinar matahari masuk. Menjaga kondisi agar tidak lembab.
Tipe Kusta
Tipe Kusta menurut WHO pun diklasifikasikan menjadi 2, yakni PB dan MB. Kalau PB adalah kusta kering. Ciri yang jelas adalah mati rasa cukup jelas, dan lesi kulit bercak kemerahan.
Sedangkan MB adalah kusta basah. Cirinya adalah bercak lebih dari 5. Selain itu ciri kusta basah adalah hilang rasa kurang jelas.
Keduanya bisa menular, tapi MB lebih banyak dari segi bakteri karena tipe basah. Ini berimplikasi pada pengobatan juga berbeda.
Kusta Bisa Disembuhkan
sumber foto: bbc |
Hapus anggapan bahwa penyakit kusta adalah penyakit yang tidak dapat sembuh. Justru dengan perkembangan teknologi dan seiring waktu, kusta bisa disembuhkan. Bahkan setara tingkat puskesmas pun sekarang dapat menerima pasien dengan riwayat kusta.
Dalam pengobatannya, penanganan kusta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk penyembuhannya sehingga diperlukan kesabaran dalam pengobatan kusta itu sendiri.
Lama pengobatan kusta tergantung kusta basah atau kusta kering. “Pada kusta jenis pausibasiler waktu pengobatan selama 6-9 bulan. Namun pada kasus kusta jenis multibasilwr waktu pengobatan selama 12-18 bulan.”
Perlu dukungan dari lingkungan terdekat sebagai tonggak dan semangat penyembuhan bagi pasien kusta. Selain itu pencegahan dan deteksi dini serta pengobatan sesegera mungkin untuk mencegah kecacatan dan memutus mata rantai penyebaran.
Talkshow Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan, Benarkah?
Hari Rabu (28/09) terdapat talkshow “Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan, Benarkah?” yang diselenggarakan oleh NLR dan KBR. Diisi oleh dua pembicara yakni Sunarman Sukamto, Amd sebagai Tenaga Ahli Kedeputian V Kantor Staff Presiden (CSP) dan Dwi Rahayuningsih yang menjabat sebagai Perencana Ahli Muda Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, dengan host Debora Tanya.
Dialog diawali dengan pandangan Pak Maman mengenai kusta. “Kusta ini bukan isu kesehatan atau isu sosial saja, tapi juga ada unsur ekonomi lingkungan dan sebagainya. Nah, saat ini ada upaya atau kesadaran bersama bahwa isu kusta harus didekati dengan multidimensi kerjasama kolaborasi sektor lintas Kementrian, lembaga dan pemerintah daerah, termasuk melibatkan teman-teman disabilitas dan teman-teman dari orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) itu sendiri.”
Maka bisa dikatakan bahwa pemerintah mulai memperhatikan penderita disabilitas dalam hal ini kusta untuk mendapat perhatian dalam ranah ekonomi lingkungan, sehingga penderita ypmk bisa mandiri dan bisa juga diterima oleh masyarakat lainnya.
UU Nomor 8 tahun 2016 pengkategorian disabilitas terbagi adalah fisik, intelektual, mental, sensorik dan ganda sehingga pemerintah umumnya ketika melakukan pendataan tentang disabilitas pengkategori kusta masuk ke penyandang disabilitas fisik.
Sedangkan Bu Dwi membuka dengan memberikan fakta bahwa di tahun 2021, disabilitas kategori tingkat sedang sampai dengan berat, ada sekitar 6,2 juta orang. Sedangkan untuk penyandang disabilitas fisik ada di 3.3 juta orang di tahun 2021.
“Kemudian untuk tingkat kemiskinan sendiri memang masih lebih tinggi dibandingkan yang bukan disabilitas. Secara nasional tingkat kemiskinan kita di angka 10.14% kemiskinan untuk penyandang disabilitas terutama untuk penyandang disabilitas fisik dimana orang dengan penyakit kusta juga ada di angka 15,26%. Jadi tingkat kemiskinan penyandang disabilitas kusta itu masih relatif tinggi,” kata Bu Dwi.
Penanggulangan Kemiskinan bagi Penyandang Disabilitas termasuk Kusta
Bu Dwi memaparkan fakta bahwa tingkat penyandang disabilitas kusta masih relatif tinggi di Indonesia yakni di angka 15,26%, dan ke depan banyak sekali program dan kebijakan yang harapannya bisa terealisasi.
Program Kesejahteraan Sosial untuk Penyandang Disabilitas
Beliau juga menyosialisasikan tentang upaya peningkatan cakupan program kesejahteraan sosial untuk penyandang disabilitas yang dilakukan pemerintah, diantaranya:
1. Memperluas jangkauan bantuan sosial
Memperluas jangkauan bantuan sosial dan perlindungan sosial seperti jaminan kesehatan untuk penyandang disabilitas
2. Memberi kuota minimal untuk perusahaan memperkerjakan penyandang disabilitas
Memberikan kuota minimal untuk perusahaan dan juga pemerintah termasuk BUMN dan BUMN BUMD untuk memperkerjakan penyandang disabilitas. Bagi perusahaan swasta kuota minimumnya adalah 1% dan untuk pemerintah dan BUMN BUMD adalah 2%.
3. Program peningkatan layanan keuangan inklusif untuk penyandang disabilitas
Program peningkatan layanan keuangan inklusif untuk penyandang disabilitas, yakni memastikan pengendali disabilitas dapat mengakses layanan keuangan untuk kegiatan konsumsi. Misalnya penyandang disabilitas secara mandiri dapat mengakses permodalan dari lembaga keuangan.
Hal lainnya misal ketika seseorang sudah bekerja, kemudian mengalami accident (kecelakaan) kemudian menjadi disabilitas dalam prosesnya ada program return to work untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas ini tetap bekerja di perusahaannya.”
Selain itu, Pemerintah meminta perusahaan-perusahaan swasta melalui CSR-nya bergerak, perusahaan dapat memberi penyandang disabilitas kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan pemberdayaan penyandang disabilitas. Berikut hal yang dapat dilakukan perusahaan swasta melalui CSR-nya:
- memberi pelatihan kewirausahaan untuk penyandang disabilitas,
- manajemen dan lain sebagainya
sehingga penyandang disabilitas punya kesempatan dan kapasitas yang lebih baik untuk bisa berwirausaha secara mandiri.
Program dari Kementrian Sosial untuk Penyandang Disabilitas
Adapun hal yang baik yakni Kementrian Sosial memiliki beberapa program untuk penyandang disabilitas, diantaranya:
1. Bantuan Sembako
bantuan sembako untuk penyandang disabilitas, termasuk penderita kusta yang masuk kategori miskin. Kebijakan ini diberikan untuk mereka yang sudah masuk dalam database dari Kementrian Sosial.
2. Program bantuan asistensi rehabilitas sosial dan juga penyaluran alat bantu.
3. Program kemandirian usaha
Program kemandirian usaha yang ditujukan untuk mereka yang masih mendapat diskriminasi dari lingkungan. Jadi sangat besar kesempatan yang pernah mengalami kusta yang bisa mengakses program-program dari Kementrian Sosial.
4. Menyediakan tempat bagi orang yang pernah mengalami kusta (oympk)
Program Kementrian Sosial dan dinas sosial di beberapa pemerintahan daerah, menyelenggarakan shelter eks-kusta, jadi penyediaan tempat bagi mereka yang pernah mengalami kusta (oypmk). Ini ada di Jawa Timur, tepatnya ada di dusun Sumber Glagah Desa Tanjung Kenongo. Ada juga di desa Banyumanis di Jawa Tengah. Ada juga di kompleks penderita kusta Jongaya di kota Makassar.
Itulah beberapa kebijakan program yang diberikan untuk membantu teman-teman penyandang disabilitas termasuk kategori miskin.
Kesimpulan
Perasaan minder, down atau sedih adalah hal yang lumrah ketika orang yang pernah mengalami kusta. Tapi bukan dengan penyakit kusta bukan berarti menjadi tidak bersemangat dalam menjalani hidup.
Hidup harus selalu diperjuangkan karena Allah tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan hamba-Nya. Maka kita tetap bisa optimis dan bersemangat kembali melangkah menjalani hari.
Tulisan di atas adalah sekelumit pernyataan yang bisa membuat kita tersadar bahwa penyakit kusta bukan menjadi kita menyisihkan mereka, akan tetapi merangkul mereka.
Dalam hal ini pemerintah alhamdulillah telah menjadi garda terdepan dalam membantu penyandang disabilitas termasuk pasien atau orang yang pernah mengalami kusta (oypmk). Pemerintah membuat program-program untuk kesejahteraan mereka dari sisi ekonomi, sosial, kesehatan dan pekerjaan.
Sehingga ke depannya tidak ada lagi diskriminasi, tapi masyarakat juga menjadi paham dan cara pandang masyarakat diubah bahwa kusta bukanlah penyakit kutukan, tetapi bisa disembuhkan.
Saya turut senang dengan program pemerintah untuk penyandang disabilitas ini, dan berharap dengan tulisan ini dapat sekaligus menyosialisasikan program pemerintah untuk penyandang disabilitas dan secara khusus juga dapat menjelaskan sedikit banyak tentang stigma: kusta bahwa kusta bisa disembuhkan.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan jika dirasa manfaatnya bisa dishare kepada teman yang lain. Terima kasih []
Referensi :
Deteksi Dini Kusta acara Bincang Sehati https://www.youtube.com/watch?v=9yEumIAB2zA
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-59990969#:~:text=Lama%20pengobatan%20kusta%20tergantung%20jenis,pengobatan%20selama%2012%2D18%20bulan.
Foto infografis: Sri Al Hidayati diolah dengan Canva
Tangkapan layar dan sosial media dan saluran resmi KBR
Sebenarnya enggak mudah tertular kusta, ya. Dan sekarang pun bisa disembuhkan. Semoga program2 ini bisa mendukung para penyintas kusta mendapat Penghidupan yang lebih baik
ReplyDeleteStigma buruk tentang kusta di masyarakat memang perlu terus diedukasi ya. Semua harus tau kalau kusta dapat disembuhkan dan penyitasnya juga punya hak yang sama dengan orang lain.
ReplyDeleteEdukasi harus terus dilakukan ya.
ReplyDeleteKarena stigma tentang kusta ini begitu erat menempel d masyarakatt
duh kasian banget ya, sudah mereka sangat berjuang untuk sakit yang diderita, masih juga berjuang untuk melawan stigma. penyakit kusta sebetulnya bisa sembuh asal dengan penanganan yang tepat ya Mba
ReplyDeleteAku masih usia sekolah waktu itu dan punya tetangga yang menderita kusta, awalnya takut. Ya namanya masih anak SD, tapi kami nggak pernah mengucilkannya. Dari pihak kelurahan kayaknya kasih bantuan sih, cuma dia emang nggak bisa kerja gitu.
ReplyDeleteSekarang bantuan pemerintah termasuk memberi kesempatan peluang usaha bagi OYPMK ya, jadi mereka bisa mengembangkan usahanya di rumah
Waktu aku kecil mendengar kata kusta itu menyeramkan sekali karena cerita sekitar penyakit itu sangat luar biasa.... Alhamdulillah zaman sekarang sudah banyak edukasi tentang kusta ini ya....
ReplyDeleteYang perlu banget digarisbawahi adalah ketika ada alarm tubuh yang kurang nyaman, segera periksa ke dokter dan bisa diobati meski membutuhkan waktu. Semoga kusta bukan lagi menjadi momok yang mengerikan dan edukasi yang benar bisa sampai menyeluruh hingga ke berbagai kalangan.
ReplyDeleteBtw, aku jadi pingin nonton Film Jepang 37 Second.
Kalau melihat fenomena terkait kesehatan ini menjadikan kita banyak-banyak bersyukur akan nikmat sehat yaa, teh..
Cerita yang beredar mengenai penyakit kusta ini lumayan seram lho, dan sempat takut juga. Tapi sekarang sudah tidak lagi, karena pemerintah fokus banget menyelenggarakan program Indonesia bebas kusta. Bahkan banyak lagi program pemerintah yang mendukung teman disabilitas.
ReplyDeleteMasyarakat harus turut andil juga dalam memberikan lapangan kerja bagi OYPMK. Mereka kan sudah sembuh dan butuh pendapatan untuk kesejahteraan hidupnya.
ReplyDeleteYang terpenting saat ini adalah cara untuk mencegah penyakit kusta, dan penyembuhan bagi yang sudag terkena, dan alhamdulillah dari pemerintah sudah ada penanggulangannya
ReplyDeleteAdikku mantan penderita kusta. Saat masih jadi penderita, dia mengalami perlakuan kurang menyenangkan dari atasannya. Adikku sampe down dan sedih banget. Dia jadi semangat minum obat dan alhamdulillah kegigihannya membuahkan hasil
ReplyDelete