Hal yang tak pernah saya sangka harus kecopetan saat berada di angkot perjalanan Kircon – DU. Dulu sempat mikir karena udah pengalaman pernah kecopetan hp saat di pasar minggu Monumen, jadi saya gak akan mengalami kejadian seperti itu lagi.
Tapi kenyataannya meleset. Saya kecopetan kali ini di angkutan umum. Dompet saya raib. Padahal masih jelas di ingatan itu dompet isinya saya ambil untuk bayar ongkos angkot. Hanya itu lalu saya simpan dompet di tas. Ternyata saat itu saya sudah menjadi target. Sedih kalau inget. Saya riweuh bawa 2 anak, ditambah helm, juga selimut. Riweuh pokoknya.
Uang hilang sebesar Rp 200.000 itu saya gak pernah bawa uang sebanyak itu sebenarnya. Itu diperuntukkan untuk bayar listrik.
Trus juga saya tumben fokus sama Bapak-bapak di depan saya yang bawa karung besar: tukang rongsokan yang kalau dipikir-pikir mungkin mereka kerja berkomplot 2 orang soalnya setelah mengambil dompet satu persatu turun angkot.
Saya begidik memikirkan ngeri kalau saat itu ketahuan dan saya teriak! Mereka mungkin nekat. Qadarullah, saya mesti tetap optimis karena yang hilang dompet saya. Handphone yang di tas tidak ikut diambil. (langsung sumpah serapah kepada maling *****!)
Alhasil apa yang saya lakukan saat itu?
Pertama, lapor polisi terkait kehilangan KTP. Alhamdulillah saya pernah menyimpan foto KTP. Pak polisi minta salinan KTP di print dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran biasa. Saya memberi salinan ktp kemudian bapak polisi menuliskan surat kehilangan. Kami juga sempat mengobrol, dan pak polisi menanyai rumah tempat tinggal saya juga di gunung.
Kedua, saat tahu dompet saya hilang, saya lalu memblokir kartu ATM saya via m-bca saya. Lalu saya ke Bank dan bilang ke CS bank untuk ganti kartu baru dan dikenai biaya Rp 10.000 saja dipotong dari debet langsung. Alhamdulillah ATM saya sudah jadi.
Ketiga, ke Kabupaten ngurus ATM. Gak harus foto lagi. Waktu itu saya minta tolong saudara buat bikin ktp baru. Ternyata gak harus kesana. Berkas aja cukup.
Syarat membuat KTP hilang adalah KK dan juga surat kehilangan dari kantor polisi. Dua itu cukup.
Saat itu ke kabupaten lumayan jauh dari Cileunyi, beberapa minggu kemudian Adzki masuk rumkit, kecapean kayaknya. Sedih kalau ingat lagi. Alhamdulillah siangnya udah jadi KTP nya.
Keempat, saya berjanji gak akan menyatukan lagi berkas ktp disatukan dengan dompet. Dan saya akan mempersiapkan uang untuk pergi-pergi di tempat yang mudah diambil. Jangan di dompet terus di tas. Berbahaya sekali kalau dipikir-pikir. Hiks.
Hikmah semua dari Allah Swt. mungkin itu adalah sebuah peringatan agar saya lebih hati-hati. Kehilangan sudah sunatullah, karena pada hakikatnya harta, semua yang kita miliki akan diambil oleh yang memiliki, yaitu Rabb, Allah Swt.
No comments