Tiba-tiba saya merasa tidak enak badan. Kepala pusing, badan meriang, keluar keringat dingin. Selain itu pegal-pegal. Lalu saya teringat beberapa minggu ini suami saya pulang larut malam. Biasanya bada maghrib gantian shift jaga anak. Ini nggak. Aska Adzki baru tidur jam 9.30 malam dengan kondisi saya pegang seharian. Berangkat jalan kaki antar sekolah juga ngaji, kayaknya saya kecapekan.
Selain karena masih menyusui si kecil usia 1 tahun, dan lagi aktif-aktifnya memindahkan Adzki dari satu tempat ke tempat lain, mengejar-ngejar karena udah bisa jalan dan lari, saya tumbang juga.
Ingin sejenak pekerjaan rumah selesai atau ada yang bantu mengerjakan pekerjaan rumah itu pasti saya seneng banget.
Yang saya ingat kalau sedang sakit bukan siapa-siapa. Tapi Mama saya. Sebenarnya di rumah juga ada ibu mertua dan adik ipar, tapi kondisi badan lagi gak enak, inginnya ke dokter. Ketika homesick melanda, yang saya ingat ingat nginap di rumah Mama sejenak 1 malam saja. Akhirnya saya minta izin ke suami.
Maka ke rumah ortu bisa jadi mood booster untuk rehat sejenak. Lalu adakah cara mengatasi homesick?
Berikut tips mengatasi homesick:
Pertama, menelepon ortu. Menelepon ortu jadi obat mujarab ketika homesick membicarakan hal-hal remeh terutama keseharian kita. Bercerita tentang kesulitan-kesulitan kepada ortu bisa membuat hati sedikitnya merasa lapang. Uneg-uneg juga bisa diceritakan.
Kedua, mengalihkan fokus pada hal-hal lain atau kesibukan yang kita sukai. Ketika kita cinta pada suatu hal, maka fokus kita akan senang mengerjakan sesuatu yang kita sukai itu. Ketika dilanda homesick, alihkan perhatian dengan hobi kita (menulis, fotografi, bernyanyi, dan sebagainya).
Ketiga, Berbincang dengan tetangga/ kawan dekat. Sejak jadi ibu rumah tangga, saya belum punya teman dekat di daerah rumah, sekadar tetangga say hai saja. Sebenarnya ada beberapa list teman yang tinggal di dekat rumah semoga bisa kesampean. Aamiin.
Keempat, Bekerja. Ini hal yang masih saya pertimbangkan. Punya kantor di rumah. Kalau punya ruang kantor di rumah yang cozy banget pasti saya betah, deh! Ditambah punya rak perpustakaan dan bukunya setiap bulan nambah, dijamin saya betah.
Kelima, Punya teman diskusi. Ini hal yang mungkin bisa mengatasi homesick saya. Punya teman diskusi tentang hobi yang sama tentu asik. Bisa juga nge-vlog yang bisa saya coba.
Baca juga: 7 Me Time Ibu Muda Agar Tetap Produktif
Keenam, Bercanda tawa dengan anak dan suami. Sebenarnya kebahagiaan bisa dicari dari dekat. Namun terkadang seorang ibu lelah dan butuh mengatasi homesicknya dengan bercanda dengan anak dan suami. Sesekali boleh menurunkan frekuensi libur masak, libur beberes, tinggal pesan makanan jadi yang enak, asal Ibu tetap bahagia.
Ketujuh, Punya waktu berdua dengan suami. Hal yang ingin dipunya bagi seorang istri. Waktu berdua dengan suami saja sejenak tanpa anak-anak. Pernah terjadi ketika sudah punya 2 anak, nonton di bioskop malem-malem berdua sama suami, Aska Adzki dititip ke adik ipar dan ibu mertua.
Pernah juga makan di tempat makan seafood, Aska Adzki dititip ke neneknya di DU cuma sejam kurang udah selesai, tapi seneng karena saat itu merupakan waktu terbaik menurut saya. Saya bisa ngeluarin uneg-uneg. Puas deh pokoknya. Jadi mood booster bagi saya.
Kedelapan, bertemu dengan ortu dan keluarga. Ini obat ketika homesick, entah mengunjungi atau dikunjungi. Senang kalau rumah dapat kunjungan dari orang tua. Serasa sembuh homesicknya. Atau jalan keluar sama adik kandung seperti dulu saat masih kuliah. Hehe.
Suatu hal yang wajar homesick sebenarnya, karena kita perlu JEDA. Pergi sejenak dari hiruk pikuk. Terlebih ketika sakit, perlu waktu istirahat. Mengapa rumah orang tua? Kadang karena keluarga adalah yang paling dekat nasabnya dengan istri. Orang tua, kakak, adik sendiri merupakan saudara senasab, maka tempat yang nyaman bagi Istri. Selagi biasanya istri tinggal di rumah suami, istri terbiasa menyesuaikan diri. Lalu mengapa kita memberi ruang istri untuk sejenak bertemu dengan orang tuanya? []
No comments