Ustadz yang satu ini memiliki ciri khas logat Jawanya yang kental. Setiap menyimak ceramah beliau, maka kita akan mendapati ceramah beliau yang ringan, mengena ke hati, dan sering beliau memberikan analogi-analogi sehingga kita bisa dengan mudah memahaminya.
Jika kita simak tema tema kajian beliau, maka banyak referensi yang bisa kita dengarkan sebagai siraman ruhani terutama bagi muslimah dan ummahat yang sering membutuhkan nasihat. Ceramah beliau tentang Islam Kontemporer seperti dari mulai peran sebagai seorang istri, peran sebagai seorang suami, menjadikan anak permata hati, tentang kematian, surga, dan sebagainya.
Sekilas Profil Ustadz Oemar Mita, Lc
Ustadz Oemar Mita, Founder Syameela, lahir di Kudus, 14 Mei 1979. Di usianya yang muda, beliau sudah berdakwah dan mengunjungi Suriah dan Turki. Kesaksian beliau dari Suriah pun sudah dapat kita simak di channel Youtubenya.Lulusan Pondok Pesantren Darusy Syahadah ini sudah dikaruniai 5 anak dan jika kita simak instagramnya, ditulis otw anak keenam. MasyaAllah. Banyak anak banyak rezeki. --Jadi ingat orang tua saya juga punya banyak anak. Alhamdulillah
Setelah belajar di Pondok Pesantren Darusy Syahadah, Ustadz Oemar Mita ini melanjutkan studinya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Fakultas Syariah.
Ustadz Oemar Mita menyampaikan bahwa anak itu memiliki 4 sifat. Ada anak yang menjadi perhiasan (QS Ali Imran, 3: 14), ada anak yang menjadi musuh (QS At Taghabun: 14), anak yang menjadi fitnah (QS At Taghabun: 15), dan ada anak yang menjadi permata hati (QS Al Furqan: 74).
Baca juga: Profil Ustadz Hannan Attaki, Lc
Zuyyina lin-nāsi ḥubbusy-syahawāti minan-nisā`i wal-banīna “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, Allah Swt. jadikan hiasan syahwat yakni wanita dan anak-anak. Sehingga sering orang tua merendahkan diri tidak mengapa, dan membanggakan anak. Sering seorang Ayah membanggakan anaknya benar?
Dan ada juga anak yang menjadi musuh orang tua. Banyak kasus sekarang ini anak membunuh orang tua, dan orang tua yang rela menjadi “budak” anak-anaknya. Orang tua rela nabung buat beli HP anaknya atau rela nabung buat beli motor untuk anaknya.
Sebab menjadi musuh adalah Allah Swt. memberi anak (menjadi musuh) itu sebagai ujian bagi Ibu Bapaknya. Allah Swt. ingin melihat batas kesabaran Ibu dan Bapaknya.
"Nabi Nuh orang yang paling sabar. Beliau pemimpin Ulul Azmi. Tapi kenapa putranya gak sholeh? Padahal Nabi Nuh as. gak ada kekurangannya. Ya, karena Allah Swt. ingin menguji kesabaran." ujar Ustadz Oemar Mita.
Lalu Ustadz Oemar Mita pun menyapa jamaah, “Mungkin kalau Ibu melihat itu pada Nabi Nuh, mungkin Ibu paling nyinyir. ‘Nuh, Nuh, orang anakmu itu aja gak bener.’ Padahal Allah Swt. ingin melihat batas kesabaran.”
Atau mungkin sebab kedua, karena mungkin ada kesalahan. Mungkin ada yang tidak ditunaikan Ibu Bapaknya, akhirnya anak itu menjadi musuh.
Lalu yang ketiga ketika anak menjadi fitnah (ujian) bagi orang tuanya. Banyak orang tua habis hartanya karena ternyata putranya cacat. Jantungnya bocor, anaknya autis.
Ustadz Oemar Mita sendiri memiliki 2 kakak yang berkebutuhan khusus. Sering dalam ceramah-ceramahnya pun, beliau memotivasi orag tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus seperti down syndrom, cerebal palsy, autis, dan lainnya.
Lalu yang terakhir anak yang menjadi Permata Hati. Tentu setiap orang tua mendambakan anak yang menjadi permata hati. Banyak ustadz sekalipun sangat berharap punya anak yang sholeh dan perlu perjuangan yang berat. Terkadang kita bangga dengan anak yang jadi Dokter, Arsitek, padahal yang paling penting bukan profesi, tapi apakah anakmu menjadi qurrata a’yun?
Ustadz Oemar Mita pun mengatakan bahwa, “Saya tidak begitu ghibtoh kalau tetangga, punya anak pintar, tidak begitu ghibtoh. Tapi kalau ada jamaah, tetangga, atau kawan saya punya anak yang shalih, bahkan mengajak orang tuanya untuk shalat berjamaah di Masjid, itu saya ghibtoh.”
"Sekarang pun banyak balita-balita yang masih kecil sudah hafal Quran. Apa sebabnya? Karena Ibu-ibunya CINTA AL QURAN, meskipun tidak hafal Al Quran. Tapi seneng dengan Al Quran. Seneng Membacanya terus ketika mengandung. Yang dibaca Ibu mengalir kepada anak."ucap Ustadz Oemar Mita lagi.
"Keberadaan ibu ketika dibalik dinding rumahnya itu bukan tidak mendapatkan pahala. Tapi setiap wanita ketika mereka dibalik dinding rumahnya, ketika dia niatkan karena menuruti perintahnya Allah. Maka sesungguhnya itu berpahala. Makannya kalau kemudian kita tidak punya hal yang penting, Kecuali satu, Taklim, Dua, Silaturahmi. Ketiga mengadakan bakti sosial yang sifatnya membantu kaum muslimin. Selebihnya, untuk urusan Keluarganya dan urusan rumah tangganya, tetaplah di rumah, karena apa disitulah tempat wanita dimuliakan oleh Allah Swt."
Zuyyina lin-nāsi ḥubbusy-syahawāti minan-nisā`i wal-banīna “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, Allah Swt. jadikan hiasan syahwat yakni wanita dan anak-anak. Sehingga sering orang tua merendahkan diri tidak mengapa, dan membanggakan anak. Sering seorang Ayah membanggakan anaknya benar?
Dan ada juga anak yang menjadi musuh orang tua. Banyak kasus sekarang ini anak membunuh orang tua, dan orang tua yang rela menjadi “budak” anak-anaknya. Orang tua rela nabung buat beli HP anaknya atau rela nabung buat beli motor untuk anaknya.
Sebab menjadi musuh adalah Allah Swt. memberi anak (menjadi musuh) itu sebagai ujian bagi Ibu Bapaknya. Allah Swt. ingin melihat batas kesabaran Ibu dan Bapaknya.
"Nabi Nuh orang yang paling sabar. Beliau pemimpin Ulul Azmi. Tapi kenapa putranya gak sholeh? Padahal Nabi Nuh as. gak ada kekurangannya. Ya, karena Allah Swt. ingin menguji kesabaran." ujar Ustadz Oemar Mita.
“Jadi kalau Ibu-ibu lihat ada Ibu yang shalihah, tapi kok tiba-tiba anaknya gak baik. Maaf ya Ibu. jangan komentari. ‘Ada yang salah ini, makanya anaknya kayak gini berantakan’ karena bisa jadi Allah Swt. memberikan itu sebagaimana Allah Swt. memberikan kepada Nabi Nuh.” Ujar Ustadz Oemar Mita.
Lalu Ustadz Oemar Mita pun menyapa jamaah, “Mungkin kalau Ibu melihat itu pada Nabi Nuh, mungkin Ibu paling nyinyir. ‘Nuh, Nuh, orang anakmu itu aja gak bener.’ Padahal Allah Swt. ingin melihat batas kesabaran.”
Atau mungkin sebab kedua, karena mungkin ada kesalahan. Mungkin ada yang tidak ditunaikan Ibu Bapaknya, akhirnya anak itu menjadi musuh.
Ustadz Oemar Mita menyampaikan bahwa, “Kita tidak bisa memilih keturunan. Keturunan itu gak bisa kita pilih. Karena ia merupakan pembagian rezeki yang Allah Swt. tetapkan kepada kita.”
Lalu yang ketiga ketika anak menjadi fitnah (ujian) bagi orang tuanya. Banyak orang tua habis hartanya karena ternyata putranya cacat. Jantungnya bocor, anaknya autis.
“Hidup ini anginnya tidak bertiup sesuai dengan keinginan kita. Yang namanya anak, Allah Swt. yang menentukan. Gak ada orang tua yang mengharapkan anaknya cacat. Tapi apalah daya, yang menggenggam diriku dan dirimu dalam hidup itu adalah Allah Swt.” ujar Ustadz Oemar Mita.
Ustadz Oemar Mita sendiri memiliki 2 kakak yang berkebutuhan khusus. Sering dalam ceramah-ceramahnya pun, beliau memotivasi orag tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus seperti down syndrom, cerebal palsy, autis, dan lainnya.
Lalu yang terakhir anak yang menjadi Permata Hati. Tentu setiap orang tua mendambakan anak yang menjadi permata hati. Banyak ustadz sekalipun sangat berharap punya anak yang sholeh dan perlu perjuangan yang berat. Terkadang kita bangga dengan anak yang jadi Dokter, Arsitek, padahal yang paling penting bukan profesi, tapi apakah anakmu menjadi qurrata a’yun?
Ustadz Oemar Mita pun mengatakan bahwa, “Saya tidak begitu ghibtoh kalau tetangga, punya anak pintar, tidak begitu ghibtoh. Tapi kalau ada jamaah, tetangga, atau kawan saya punya anak yang shalih, bahkan mengajak orang tuanya untuk shalat berjamaah di Masjid, itu saya ghibtoh.”
"Sekarang pun banyak balita-balita yang masih kecil sudah hafal Quran. Apa sebabnya? Karena Ibu-ibunya CINTA AL QURAN, meskipun tidak hafal Al Quran. Tapi seneng dengan Al Quran. Seneng Membacanya terus ketika mengandung. Yang dibaca Ibu mengalir kepada anak."ucap Ustadz Oemar Mita lagi.
"Ketika di waktu malam maka sesungguhnya itu waktu istirahat nya ummahat dan para akhwat untuk di rumah. Kalaupun ingin belajar dan ingin mengkaji ilmu usahakan itu terjadi sebelum matahari tenggelam. Kecuali ditemani Mahram. Karena sesungguhnya wanita itu ibu, setiap waktunya akan mendapatkan pahala ketika berada dia didalam Rumahnya. Ini bukan berarti kemudian setiap wanita wajib di rumah, ndak. Tapi setidaknya ibu mulai paham."
"Keberadaan ibu ketika dibalik dinding rumahnya itu bukan tidak mendapatkan pahala. Tapi setiap wanita ketika mereka dibalik dinding rumahnya, ketika dia niatkan karena menuruti perintahnya Allah. Maka sesungguhnya itu berpahala. Makannya kalau kemudian kita tidak punya hal yang penting, Kecuali satu, Taklim, Dua, Silaturahmi. Ketiga mengadakan bakti sosial yang sifatnya membantu kaum muslimin. Selebihnya, untuk urusan Keluarganya dan urusan rumah tangganya, tetaplah di rumah, karena apa disitulah tempat wanita dimuliakan oleh Allah Swt."
Baca juga: Profil Ustadz Muhammad Faizar, Berdakwah dengan Ruqyah Syar'iyyah
Untuk tahu update beliau bisa dilihat di instagram beliau akun: oemar_mita. Disana setiap harinya beliau sering memposting tulisan yang bisa jadi renungan dan nasihat tentang anak, tentang islam. Saat ini pengikut beliau di instagram mencapai 807k. Dan kalau ingin update dengar ceramahnya bisa sucbscribe di Youtube channelnya: oemarmitasyameela. Semoga bermanfaat. []
Untuk tahu update beliau bisa dilihat di instagram beliau akun: oemar_mita. Disana setiap harinya beliau sering memposting tulisan yang bisa jadi renungan dan nasihat tentang anak, tentang islam. Saat ini pengikut beliau di instagram mencapai 807k. Dan kalau ingin update dengar ceramahnya bisa sucbscribe di Youtube channelnya: oemarmitasyameela. Semoga bermanfaat. []
No comments