Kegiatan Sarapan Pagi Gratis tiap Jumat di Kec. Cibiru Wetan |
Suasana jumat pagi saat membungkus makanan untuk sapaga |
Setiap rabu, biasanya saya sudah mencicil melipat kertas. Hari kamis siang, saya dan Ibu mertua sudah mulai merajang sayuran dan menyiapkan beberapa bahan untuk sarapan pagi gratis hari Jumat. Jumat dini hari Ibu sudah terjaga dan memasak nasi sebanyak 12 kg, juga menumis sayuran. Terus ke subuh.
Sehabis shubuh lanjut mulai membungkus sarapan sebanyak 30 bungkus untuk disiapkan dipajang di depan rumah. Kemudian lanjut membungkus sebanyak 120 bungkus lagi untuk dua pangkalan ojek besar di Sindang Reret dan Cigeruwik.
Jam 6 pagi, Pak Asep datang membawa cemilan untuk disatukan dengan nasi bungkus. Kemudian saya pun merekatkan nasi bungkus dengan snack dari Pak Asep, dan mulai menyiapkan keresek untuk dibagikan oleh Mang Ihin, yang mengantar makanan ke tukang ojek di bawah.
*
Setelah dua tahun membagikan sarapan pagi gratis, ibu mertua saya didaulat untuk mengisi sesi inspirasi di radio MQ FM Bandung.Jauh hari sebelum siaran, Ibu Mertua saya mengajak juga donatur yang biasa memberi snack kue, Pak Asep untuk hadir di tempat siaran. Ditambah juga dengan perwakilan yakni Pak Harun, ketua ojek pangkalan Sindang Reret.
Akhirnya hari Ahad, 31 Maret kemarin di studio MQ FM ditemani oleh sahabat siar Meida, Ibu Mertua saya pun berbagi inspirasi dalam acara "Bandung Akhir Pekan". Beliau menceritakan awal mula program SAPAGA ini dan total sudah dua tahun berjalan. Alhamdulillah.
Awal mula Program Sarapan pagi gratis tiap Jumat dibagikan pada tukang ojek pangkalan
Ibu Hj. Faridawati Dewi berbagi inspirasi awal mula SAPAGA berjalan |
Allah Swt. berfirman dalam QS. Saba ayat 39: “Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki“.
Jangan takut berbagi karena berbagi itu indah
Selama 2 tahun berbagi, Bu Hj. Faridawati Dewi bersedekah dari kantong pribadinya. 150 nasi bungkus dan lauk pauknya. Jadi bisa dibilang Bu Hj. Faridawati Dewi merupakan donatur tetap sekaligus mengelola sendiri.Sempat disinggung ini adalah komunitas SAPAGA, padahal bukan. Ini semata-mata adalah dari pribadi, bukan organisasi.
Saat siaran berlangsung, Bu Hj Faridawati Dewi menyatakan bahwa, "Ada keinginan besar dalam hatinya untuk bisa terus berbagi. Bukan 3 T saja yakni Tahu, Tempe, Telur. Ada keinginan terbersit dalam hatinya untuk bisa berbagi daging ayam."
Sebenarnya pernah bersedekah nasi bungkus dengan daging pada hari-hari besar seperti hari Raya Qurban. Semoga tahun ini juga bisa kembali direalisasikan. Aamiin.
Pak Asep sedang menjelaskan motivasinya ikut berbagi program SAPAGA |
Serunya di studio salah satu donatur tetap sarapan pagi gratis adalah Pak Asep yang berprofesi sebagai 'ojek online' Grab, sedangkan yang menerima adalah 'ojek pangkalan' Sindang Reret dan Cigeruwik.
Selama ini ada perseteruan antara ojek online dan pangkalan, namun ternyata disini ada 'cinta' sehingga apa yang membuat hati tergerak untuk berbagi?Pak Asep sendiri mengaku bahwa motivasi beliau untuk berbagi yakni karena ada sebagian harta kita untuk orang lain. Beliau pun mengajak agar siapapun kita, "Apapun profesinya sisihkanlah sebagian uang dari usaha/ kerja untuk bersedekah."
Ojek online dan ojek pangkalan disatukan dalam SAPAGA |
Selain itu Pak Asep pun berharap dengan adanya SAPAGA ini bisa menghijaukan Bandung Timur karena biasanya Bandung Timur antara ojol dan opang hubungannya kurang berjalan dengan baik.
Jadi seperti dipersatukan dengan adanya SAPAGA ini. Jalinan yang renggang antara ojol dan opang kini menjadi rekat, dan kalau ditilik lagi bukan sesuatu yang mesti menjadi berseteru.
Pak H. Harun berharap Ibu Faridawati selalu sehat dalam menjalankan program SAPAGA |
"Wah Bu yang kaya aja belum tentu kayak Ibu. Sehat sehat ya Bu, ya" kata Pak Harun menambahkan. Karena harapan pak Harun ibu mengerjakannya sebanyak itu setiap pekan tentu merasa khawatir kecapaian mengaduk makanan.
"Bahkan nggak. Rasanya kalau udah berbagi merasa senang. Ada perasaan bahagia dengan berbagi. Justru kalau ga bisa berbagi SAPAGA saya merasa sedih." Sanggah Bu Hj. Faridawati Dewi lagi.
Biasanya kalau ada pekan yang tidak bisa berbagi karena misal ibu sedang berhalangan (merawat ibu angkat ke dokter, atau karena pergi sedang urusan mendesak).
Pak Asep dan keluarga, Pak Harun dan keluarga, Ibu Faridawati Dewi, dan penyiar (Meida MQ FM) |
Saat di ruang studio, bukan saja ibu mertua, Pak Asep dan Pak Harun saja yang hadir. Namun juga ditemani istri dan anak. Yang menakjubkan lagi, saya baru tahu kalau ternyata Pak Harun pernah tinggal di Arab Saudi lama 25 tahun dan sudah menunaikan ibadah haji. MasyaAllah. Jadi meski status tukang ojek, namun profesinya mulia dan dimuliakan Allah Swt.karena berhaji.
Istri dan anaknya pun sudah berhaji. Alhamdulillah. Saya pun minta didoakan agar bisa umrah dan haji ke Baitullah. Aamiin ya Allah.
Ibu Hj. Faridawati Dewi pun berharap bisa ada yang membantu juga kelak baik dari tenaga karena persiapannya lumayan (saya sebagai menantu biasanya juga sudah membantu dari sejak hari Rabu, Kamis, Jumat). Biasanya kami berdua menyiapkan.
Baca juga: Chemistry Masak Bareng Mertua
Dan sebenarnya, untuk berzakat atau sedekah, infak, tak harus pada kami. Bisa sangat juga infak, shadaqah, wakaf ke lembaga (salah satunya dompet dhuafa) untuk menitipkan donasi dan bisa lebih terukur penerimanya yang benar-benar tidak mampu. Aaamiin
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Masya Allah idenya mulia banget teh, kok ya kepikiran gitu bagi-bagi sarapan gratis.
ReplyDeleteSemoga semakin Allah mudahkan rizkinya ya ibu mertuanya teh aamiin
Luar biasa, semoga makin banyak yang terinsprasi melalui tulisan ini dan berbagi ke saudara-saudara di sekitar kita ya mbak :)
ReplyDeleteMasyaAllah ibunya, mbak. Sehat-sehat terus, ya... Semoga rizqi Ibu mertuamu lancar. :))
ReplyDeleteBegitu juga dengan Pak Asep dan Pak Harun. Ternyata kita nggak perlu menunggu kaya untuk berbagi. :)
Saya juga suka ikutan berbagi nasi gitu tiap jumat lewat temen pengajian. Semoga jadi tabungan di akhirat. Yang penting niatnya dan dilakukan dgn cara yg benar. Keikhlasan. Itu kuncinya. Semoga berkah ya mbaaak :)
ReplyDeleteAamiin makasih Teh
DeleteMasha Allah, semoga selalu berkah ya mba.
ReplyDeleteDan semoga aksi2 berbagi seperti ini semakin banyak digalakan.
Juga sebagai pengingat saya yang kadang lupa berbagi :)
masya Allah, jadi kangen berbagi bareng sejuta cinta. Terima kasih mbak, telah mengingatkan kembali
ReplyDeleteMasya Allah, mulia sekali hati Pak Asep ya, mba
ReplyDeleteBisa menemukan solusi untuk merekatkan silaturahmi
Semoga menjadi berkah,
Aamiin Ya Robbilalaamin...
Masya Allah semoga ibu selalu sehat dan bisa berbagi terus seperti ini :) aamiin
ReplyDeleteMasya Allah, semoga selalu berkah ya, Mbak. Berbagi memang terasa indah. Bahkan dengan membaca cerita yang dibagikan ini aja, udah bikin saya bahagia
ReplyDeletemasya Allah, jadi program ini mengumpulkan donasi dari masyarakat untuk bagi-bagi sarapan pagi gratis yaa. Semoga makin bermanfaat programnya, mbak.
ReplyDeleteSubhanallah...berbagi memang ga pernah rugi..menyenangkan sekali bisa bagi2 nasi
ReplyDeleteMasyaallah, menginspirasi sekali mba ceritanya bersedekah dan berbagi gak perlu nunggu kaya, mudah2an selalu sehat walfiat buat mba dan ibunya ya :)
ReplyDeleteWah mulia sekali mbak dan berbagi itu memang indah. Semoga Ibu mertua dan mbak diberi kesehatan senantiasa jadi bisa terus berbagi.
ReplyDeleteSubhanallah... Senang sekali membacanya. Sangat menginspirasi.. Salam hormat utk Ibu Mertua ya mba..semoga panjang umur dan sehat selalu..
ReplyDeleteAamiim makasih doanya ☺️
DeleteOh iya, saya sempet baca berita ini beberapa waktu lalu. Uda lumayan lama juga kan ya, Mba. Trus banyak yang terinspirasi bikin hal serupa juga. Tapi beberapa ada yang berhenti kuliat. Seneng kalo ada hal-hal menginspirasi kayak gini deh. Kalo bisa berkelanjutan ini :)
ReplyDeleteAamiin. Doakan istiqamah ya mba
DeleteBerbagi tidak akan bikin rugi
ReplyDeleteHanya saja saya berusaha untuk tidak menyebarluaskan, takut dianggap riya'
Di sinilah saya bingung untuk ikutan hehehehe
MasyaAllah, mohon doanya ya mba agar terjauh dari riya. Aamiin
DeleteTetap Istiqomah ya mba. Pasti tidak mudah melakukan ini dan tantangan juga berat.
ReplyDeleteTurut senang ada menantu yang mau membantu mertua
Inspiratif banget ibu mertua Mbak. Aku speechless. Semoga beliau sehat selalu dan rejekinya lancar terus, ya, Mbak.
ReplyDeleteDengan berbagi jangan takut kekurangan ya mbak. Justru dari tulisan ini bisa menginspirasi dan mengintakan sesama agar terus berbagi. Good luck ya lombanya & semoga mertuanya tetap bisa terus berbagi kebaikan sampai kapanpun termasuk kita juta
ReplyDeleteKeren masyaAllah semoga terus dilaksanakan ya Mba
ReplyDeleteberbagi itu seru dan menyenangkan
apalagi ganjarannya dibayar Allah lebih banyak lagi
Semoga kita semua dapat mendapatkan kwbiakn dari apanyang sudah lqkukan ya mba
ReplyDeleteMashaAllah,
ReplyDeleteBarakallahu fiikum untuk keluarga, teh.
Mertua sejak pensiun kemarin juga menggunakan ide ini sebagai pengisi kegiatannya.
Alhamdulillah,
Sudah jalan 1 bulanan tanpa henti.
Semoga Allah mudahkan selalu.
Tes komen
ReplyDeleteMenginspirasi sekali ya dengan berbagi kaya begini semoga rejekinya lancar dan sukses ya.
ReplyDeletesubhanallah... menginspirasi sekali idenya mbak....
ReplyDeletedi beberapa sudut kota Bandung juga skrg lumayan banyak lemari kaca yang bisa diisi nasi gratis utk para dhuafa. semoga makin banyak orang yang mengeksekusi ide kece kayak ginih
That’s the beauty of sharing, right. I always believe that the more you share the more you will get good things back. So never afraid to share with others
ReplyDeleteMbaa... luar biasa lho gerakan berbaginya ini. dimulai dari hal yang paling simpel namun dibutuhkan orang-orang di sekita kita yaaa... Nggak perlu tunggu punya rejeki berlebih baru berbagi. Kapan pun bisa.
ReplyDeleteSubhanallah.. inspiratif banget ini.. InshaAllah berkah banget ya.. berbagi sarapan di hari Jum'at, semoga senantisa sehat ya mba, sehingga bisa terus berbagi dan menginspirasi kita semua
ReplyDelete