Tips Traveling Saat Hamil Trimester Ketiga |
Tempat objek wisata selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan daerah ataupun wisatawan asing. Dulu, tahun 2011, saya pernah menginjakkan kaki ke Pangandaran dalam momen FLP Jawa Barat. Perjalanan seru kembali berulang 7 tahun kemudian, dan saya telah memiliki keluarga besar yakni keluarga besar suami.
Pantai Pangandaran
Pasir Putih Pantai Pangandaran |
Awalnya kami berniat pergi di bulan Desember 2018, pasca 2 bulan saya melahirkan, tapi karena kekuatiran nantinya bayi masih terlalu kecil dan lagi saya gak bisa liburan karena pasti fokus megang bayi, alhasil suami mengubah rencana dan berangkat di bulan Agustus 2018 sekalian syukuran milad saya yang ke-29. Dan itu artinya memasuki trimester ketiga yakni minggu ke-34 tepatnya.
Berangkat dari hari Kamis malam, 9 Agustus 2019 jam 12 malam (berarti sudah ganti tanggal yaa..) maksudnya tanggal 10 Agustus 2018, kami naik mobil dan ini perjalanan yang cukup menantang karena ada rasa khawatir karena saya sedang hamil 8 bulan, tapi Alhamdulillah dibuat senyaman mungkin, saya duduk di depan dekat pak supir alias suami.
Tips Traveling Ibu Hamil Trimester Ketiga
Tips Traveling saat hamil trimester ketiga, yaitu:
1. Meminimalisir rasa tak nyaman saat di mobil. Saat perjalanan jauh, mengatur tempat duduk senyaman mungkin. Bagi ibu hamil bisa mengatur tempat duduk seperti posisi setengah berbaring.
2. Kaki tidak duduk menapak ke lantai mobil, kalau bisa diluruskan. Bisa juga menggantung kaki dengan tas.
3. Ciptakan mood happy
4. Olahraga ringan untuk ibu hamil seperti berenang, dan jalan kaki.
Perlengkapan Persiapan Liburan ke Pantai Pangandaran
Jauh-jauh hari seminggu sebelum, saya sudah packing jaga-jaga bawaan, karena ini acara 3 keluarga besar, bawaannya pun diperhitungkan.
1. Bawa perlengkapan pribadi
Sebagai istri, 1 tas cukup untuk suami, istri, dan anak. Cara packing juga diperhitungkan yakni menggulung baju sehingga lebih praktis.
Yang gak lupa dibawa:
Saya:
- baju + kerudung + bros
- baju ganti 2 stel
- baju renang muslimah
- Topi pantai ibu dan anak
- Perlengkapan alat mandi
- Kosmetik
- Baju 6 stel (atasan dan bawahan)
- Baju renang anak
- Minyak kayu putih atau telon, bedak, sisir, viks
- Sandal jepit
- Perlengkapan alat mandi
- Baju 3 stel
- Celana pendek ¾ 3 buah
- Perlengkapan alat mandi
- Sarung + Topi
Karena perjalanan cukup jauh sekitar 6 jam, maka bawaan makanan pun dirundingkan.
Makanan berat seperti nasi bungkus dan ayam dibuat. Dan juga lontong. Kemudian dilengkapi dengan snack.
- Makanan snack ringan (kue, jajanan anak
- Roti
- Susu UHT
- Mie gelas 10 pcs
- Jajanan kiloan
- Buah
- The, kopi, gula dan termosnya jangan lupa
3. Obat-obatan pribadi
Berotec untuk yang asma, insidal untuk yang alergi seafood.
Tensoplast jaga-jaga untuk luka.
4. Keresek untuk wadah baju kotor (bawa yang banyak).
Tips saat bermain pasir di pantai, setelah selesai, bersihkan dulu pasir dari pakaian kita di tempat bilas hingga tak bersisa. Jangan sampai membawa baju kotor dan pasirnya ke rumah karena akan susah dicuci.
Di perjalanan malam, banyak melewati truk-truk besar, dan jalanan berkelok. Rute yang dilewati Cileunyi, Sumedang, Nagreg, Banjaran, Tasik, Pangandaran. Alhamdulillah shalat subuh di jalan dan sampai hotel pukul 06.00 pagi.
Karena kamar masih dibereskan karena memang jadwal check in jam 11 pagi, kemudian bisa diupayakan jam 8 pagi , kami pun mendekat ke pantai dan menikmati pemandangan pantai jam 6 pagi. Karena cuaca mendung saat itu jadi tidak bisa melihat sunrise.
Beruntung menangkap pemandangan para nelayan yang baru pulang melaut mencari ikan. Sementara yang lain berdatangan menyiapkan dagangan. Mungkin karena cinta dengan pekerjaan mereka.
Saat kaki menyentuh buih-buih di sisi pantai, rasanya hati begitu tenang. Melihat jauh mata memandang pantai tak ada ujungnya. Pemandangan yang tak bisa dilihat setiap hari ini membuat hati merasa bersyukur.
Jam 07.30 pagi, kami disambut baik untuk sarapan di Hotel Nyiur Indah. Ini kereeen banget jadi bikin hati happy karena menu masakannya lokal Nusantara banget. Kalau biasanya orang-orang sarapan di hotel dikasih nasi goreng dan ceplok telor, atau menu mie goreng. Ini gak ada tandingannya. Semua masakan khas Indonesia ada!
Aku Cinta masakan khas Indonesia! Dari mulai opor, nasi goreng, nasi putih, sambal oncom, jengkol, bubur sumsum (ibu hamil dah lama ngidam ini, kacumponan juga Alhamdulillah). Selain itu ada beragam buah, puding, dan ada juga roti toppingnya ada cokelat dan blueberry.
Pada saat kami menyantap sarapan, saya sedikit memerhatikan kalau turis mengambil sarapannya roti dan minta omelet. Hmm, cobain deh masakan Indonesia. its delicious!
Jam 08.00 pagi kami pun check in ruangan dan bersih-bersih. Kamar di Hotel Nyiur Indah besar, ada 2 kasur besar, dan ruangannya pun luas, asik. Abang memesan 2 kamar besar dan bisa nyambung dengan kamar lainnya. Asik banget pokoknya!
Pas jam 09.00 Abang ngajak jalan keluar. Sontak saya dan Aska pun siap-siap juga. Sementara keluarga adik ipar saya istirahat rata-rata dan para nenek-nenek juga bersih-bersih dulu. Sebenarnya saya tau abang paling cape nyetir, tapi dia happy jadi kami pun jalan-jalan.
Diselingin dengan berfoto-foto di dekat pantai, dengan topi pantai, kami pun berbincang ringan. Mengajak anak liburan ke Pantai tentu hal yang menyenangkan, terutama membuat keluarga bahagia.
Sepanjang jalan-jalan di Pantai Pangandaran tak begitu ramai. Badan jalan sebelah kanan kebanyakan disesaki gedung bangunan hotel-hotel sementara pribumi yang membuka warung hanya bisa dihitung dengan jari.
Permainan odong-odong pun menghiasi pemandangan saat menuju pantai. Tak seperti tahun 2011 lalu, permainan yang ada sepeda untuk 3-4 orang, tahun 2018 lebih dominan mobil hias dan bisa digowes oleh 4 orang. Disewakan sebesar Rp 50.000 untuk satu jam. Ada mobil kodok dan mobil yang berkedap-kedip di malam hari.
Penjaja makanan di dekat Pantai Pangandaran menjual ikan asin jambal. Ada pula seluncur pantai yang disewakan beragam corak gambar tokoh-tokoh kartun.
Cuaca panas menyengat hingga menelusup ke tulang, Abang hendak mencari masjid untuk shalat Jumat, tapi belum ketemu. Kami pun pulang lagi ke hotel dan bersiap berangkat ke Santirah.
Perjalanan ke Santirah bertolak menjauh ke daerah pedesaan. Kami bersiap body rafting.
Baca juga: Pengalaman Seru Ibu Hamil Ikut Body Rafting di Santirah Pangandaran
Beres dari Santirah, kami sudah lapar, pergi ke Warung Bahari 1, syukuran ulang tahun ke-29 ditraktir Abang. Alhamdulillah sepanjang jalan menuju Warung Bahari, lihat ke pinggir pantai ada sekumpulan rusa. Mereka biasa sore hari keluar rumah dan dekat dengan pemukiman warga.
Saat itu senja tampak mendung. Malamnya, saya, abang dan aska, serta una, dicky dan khal juga nisfan naik odong-odong mobil yang digowes. Yang lain mengayuh sepeda, sedangkan saya tidak. Usia kandungan sudah mencapai 8 bulan (trimester ketiga). Setelah satu jam berkeliling, dan kelelahan, kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat.
Esoknya, hari ke 2 setelah sarapan, kami main pasir di pantai, lebih banyak berenang.
Ibu mertua membelikan Aska kumang untuk dibagikan pada cucu cucunya. 15ribu dapat rumah dan 5 kumang.
Selanjutnya menikmati pantai, melihat si kecil dan abinya main ombak rasanya seru. Saya semangat ikut berenang lagi, kali ini di hotel. Aska juga tertarik buat berenang.
Sehabis itu mandi dan bersiap ke pasir putih pangandaran. Ibu mertuanya una ingin traktir naik perahu sampai ke pasir putihnya dan seruu rasanya naik perahu di tengah laut. Sejenak pengalaman seperti ini tentu tak bisa didapat karena saya mau kemana kalau ke luar pulau naik lewat laut.
Sekitar 20 menit merasakan naik di perahu tak ada apa apa lagi selain perahu. Tetiba kepikiran kalau kenapa kenapa, tentu skill berenang itu penting. Makanya saat naik pakai pelampung untuk jaga jaga.
Saya duduk paling depan, di belakang abang dan aska. Aska keliatan takjub melihat panorama air. Terlihat dari dekat ada perahu besar yang terbalik, terlihat di kejauhan ada orang orang sedang snorkeling.
Dan akhirnya kami sampai di pasir putih pangandaran. Pemandangannya jauh berbeda dengan pantai pangandaran yang biasa kami main pasir. Disini cagar alamnya masih sangat terjaga. Banyak monyet monyet, dan saat melihat pantai di pasir putih seperti ada perbedaan warna air yang begitu jelas seperti disekat oleh sebuah garis.
Aska tertarik melihat terumbu karang dan berjalan bersama nigun memilih milih karang kecil yang ada di pinggir pantai. Setelah puas melihat pemandangan di pasir putih, kami pun bersiap pulang.
Siap siap check out juga, dan kami pun membereskan semua barang bawaan. Sebelum pergi makan pop mie dulu.
Perjalanan pulang terasa lebih cepat. Kami berhenti di Darmaga Sunda untuk makan sore, dan tiba di Cileunyi bada maghrib.
Waaah, babymoon ini ya mbak.
ReplyDeletePas enak juga stay di hotel makanannya selera nusantara. Mau aah nanti kalo main ke Pangandaran juga .
Sehat-sehat terus ya Teh, cocok banget nih tipsnya buat bumil-bumil yang tetep pengen liburan tapi tetap aman & nyaman.
ReplyDeleteWaah Pangandaran cantik juga ya teh :) sekarang nampak lebih bersih pantainya
ReplyDeleteSeru ya baby moon btw dah lama nih ga ke Pangandaran😗 jadi kangen. Hehhe
ReplyDeleteperlengkapannya detail banget teteh, mantap
ReplyDeletePR banget ini buat nanti kalo udah berkeluarga, pergi traveling sendiri aja udah ribet apalagi nanti punya anak suami harus siapin buat mereka juga hahaha
ReplyDeleteSing sehat ya teh, lancar sampai lahiran :D
Wah asik nih babymoon ya, sehat - sehat selalu yaaa teh.
ReplyDeletesehat2 ya teh, ku juga 2 minggu sebelum lahiran pergi nek kereta plus lari2 kejar kereta wkwkwk dan iya selama duduk harus nyaman
ReplyDeleteUji nyali ini mah.
ReplyDeleteTerima kasih udah sharing.
Uji nyali ini mah.
ReplyDeleteTerima kasih udah sharing.
Waah luar biasa nih bumil.ntar anaknya hobi traveling deh. Asyek tuh 😅
ReplyDeleteMantap nih tips bumil jalan2 jauh...
ReplyDeleteDuh, jadi nostalgia, sudah lama sejak terakhir kali ke Pangandaran. Pengen deh kesana lagi
Wah asyiik dulu pas hamil belum hobi traveling hehe... Tahun ini kayaknya belum ke Pangandaran biasanya tiap tahun pasti ke sana..Pantai yg ngangenin dan gak terlalu jauh soalnya :)
ReplyDeleteMemang seru ya Teh traveling bareng keluarga,apalagi bawa krucil. Tapi kalau traveling saat hamil saya belum pernah rasain😁
ReplyDelete