Novel Serius dan Novel Populer


novel serius dan novel populer


Alhamdulillah hari ini saya akan membahas mengenai Novel Serius dan Novel Populer. Sebelumnya saya akan memberi contoh yang termasuk novel serius dan populer. Berikut contohnya.

Novel Populer seperti:
1. Novel karangan Andrea Hirata,
2. Novel-novel karya Tere Liye,
3. Dilan milik Pidi Baiq, dan seterusnya.

Novel Serius seperti:
1. Novel SGA berjudul Senja,
2. Ronggeng Dukuh Paruk milik Ahmad Tohari,
3. Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer 

*
Diambil dari buku Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro, sebutan novel populer atau novel pop, mulai merebak sesudah suksesnya novel Karmila dan Cintaku pada tahun 70-an. Sesudah itu setiap novel hiburan, tidak peduli mutunya, disebut juga sebagai "novel pop". Kata 'pop' diasosiasikan dengan kata 'populer', mungkin karena novel-novel itu sengaja ditulis untuk 'selera populer' yang kemudian dikemas dan dijajakan sebagai suatu "barang dagangan populer", dan kemudian dikenal sebagai "bacaan populer". Dan jadilah istilah 'pop' itu sebagai istilah baru dalam dunia sastra kita. (Kayam, 1981: 82)

Sastra serius, walau juga bersifat inovatif dan eksperimental, tidak akan menjelajah sesuatu yang sudah mirip dengan "main-main" (Kayam, 1981: 85-7)

Novel populer adalah novel populer pada masanya, banyak penggemarnya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah aktual dan selalu menzaman, namun hanya sampai tingkat permukaan. Novel populer pada umumnya bersifat artificial, hanya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanya sekali lagi. Menurut Umar Kayam, sastra populer yang baik yang banyak mengundang pembaca untuk mengidentifikasikan dirinya.

Membaca novel serius, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai kemauan untuk itu. Mengajak pembacanya untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan. Pada umumnya, novel serius tetap menarik sepanjang masa, tetap menarik untuk dibicarakan. Kita dapat mengambil contoh Romeo dan Juliet karya Shakespeare, kalau di Indonesia ada Belenggu, Atheis, Jalan Tak ada Ujung.

Novel populer lebih mudah dibaca dan lebih mudah dinikmati karena semata-mata menyampaikan cerita (Stanton, 1965:2). Masalah yang diceritakan hanya pada masalah yang "itu-itu" saja: cinta asmara dengan model kehidupan yang mewah. Kisah percintaan antara pria tampan dan wanita cantik yang mampu membuat pembaca remaja dan mampu untuk sejenak melupakan kepahitan hidup yang dialaminya secara nyata.

Sapardi Djoko Damono (lewat Kayam, 1981: 89), tokoh-tokoh yang diciptakan adalah tokoh yang tidak berkembang kejiwaannya dari awal hingga akhir cerita. Dari berbagai unsur seperti plot, tema, karakter, latar dan lain sebagainya bersifat stereotip, hanya bersifat itu-itu saja, tidak mengutamakan adanya unsur-unsur pembaharuan.

Masalah percintaan banyak juga diangkat ke dalam novel serius. Namun ia bukan satu-satunya masalah yang penting dan menarik untuk diungkap. Masalah kehidupan amat kompleks, bukan sekadar cinta asmara, melainkan juga hubungan sosial, ketuhanan, maut, takut, cemas, dan bahkan masalah cinta kepada orang tua, saudara, tanah air, dan lain-lain. Masalah percintaan (asmara) dalam karya fiksi memang tampak penting, terutama untuk memperlancar cerita. Namun barangkali masalah pokok yang diungkap pengarang justru di luar percintaan itu sendiri. Novel Atheis misalnya bercerita tentang percintaan Hasan dan Kartini, namun barangkali kita sepakat bahwa bukan masalah itu yang terutama ingin diungkap dan disampaikan Ahdiat kepada kita.

Novel serius tidak bersifat mengabdi kepada selera pembaca, dan memang novel jenis ini tidak (mungkin) banyak. Namun perlu diperhatikan bahwa novel serius inilah yang selama ini banyak dibicarakan pada dunia kritik sastra. Ini juga berlaku dalam karya sastra populer dan karya serius.



Novel serius dan Novel Populer

Bagaimana kamu suka baca buku genre mana? Alhamdulillah saat-saat ini lebih mudah nemu Novel Populer, pas masa masa kuliah banyaknya baca Novel Serius karena masih bisa pinjem sana sini, hehe. Paling seneng Novel Serius, karena pas baca-baca lagi untuk kedua ketiga keempat selalu dapet hal yang baru lagi. Secara diksi alur plot cerita penokohan bagus banget. Tapi hal tersebut tidak membuat saya untuk jadi ngga baca buku yang lain. Saya juga senang baca novel-novel Populer dan ingin suatu saat bisa menulis novel Populer.

Kalau masih seneng Novel Populer, nggak masalah, toh itu juga jadi penyebab senang membaca. Ada banyak hikmah dan pelajaran yang diambil. Novel Populer dan Serius hanya soal rasa dan minat. Ibaratnya kalau fashion, sesuai selera kita masing-masing. Sangat senang dan takjub kalau ada orang yang menulis tentang lokalitas, hal yang bukan tentang "hal-hal itu saja". Saat membacanya pun yang terpikir, kok bisa begini ya? kok bisa begitu yaa? Bagaimanapun tetaplah menulis, sampai waktu dan jam terbang akan membantumu menguasai cerita, deskripsi, plot, penokohan, dan sebagainya. Selamat menulis Novel!

#odop
#odop4
#bloggermuslimah

8 comments

  1. Aku kurang suka baca novel kak, he..
    Aku sukanya buku psikologi populer.. ^^

    ReplyDelete
  2. Suka dua2nya sih mbak. Tp novel serius itu harus bener2 pas liburan, kontinu bacanya gtu. Soalnya kalau udh kedistract, pasti buyar tuh... hehehe.. klo populer biasanya gampang "dikonsumsi", sehari dua hari insyaAllah kelar.

    ReplyDelete
  3. Saya baca novel serius musti diulang sampai 2 atau 3 kali baru mudeng ceritanya kwkwkw. Tapi kalau novel populer sekali baca aja sudah ngeh maksudnya, Btw, informatif ini sharingnya Mbak:)

    ReplyDelete
  4. @all: iya betul, baca buku populer sekali baca langsung ngerti dan mudah dicerna. Baca novel serius perlu waktu dan cukup lama habisnya hehehe :) alhamdulillah mudah mudahan bermanfaat

    ReplyDelete
  5. Tidak begitu suka membaca Kak, tapi keadaan memaksa untuk gemar mambaca, terutama novel.

    ReplyDelete
  6. Tidak terlalu suka membaca sih Kak, tapi keadaan memaksa untuk gemar membaca, terutama novel.

    ReplyDelete
  7. Mau dikasi rekomendasi novel serius yang bagus dong kak🙏😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak, buku-buku Ahmad Tohari, seperti Ronggeng Dukuh Paruk, buku-buku Seno Gumira Ajidarma, dan lain-lain. 😊

      Delete