Pernah suatu waktu ketika sehabis mengajar ngaji di Masjid Komplek, Aska ngga mau pulang karena sudah biasa ke rumah tetangga, ya sudah saya temani.
Tapi nyatanya, Aska ngga mau pulang-pulang terlebih malah ngga berapa lama ada ibu yang ngajak Aska ke rumahnya. Apa teman-teman pernah mengalami hal yang sama?
Sadar atau tidak disadari, anak kecil ada yang mudah mengenali orang asing dan adapula yang tidak. Di satu sisi mungkin ada positifnya, tapi di sisi lain berdampak negatif.
Dilansir dari novagrid.id (01/08/2010), menurut Dra. Johana Rosalina K., MA, wajar anak bermain di rumah tetangga karena anak memang perlu bersosialisasi. "Di usia pra-sekolah, anak sedang dalam tahap mengembangkan self-identitinya. Jadi sudah mengarah kepada siapa dan kelompoknya."
Bermain ke tetangga jadi kesempatan anak untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi baik dengan teman sebaya, maupun orang yang lebih tua. "Anak juga akan menjadi matang dan kreatif, serta bisa melihat bahwa perbedaan usia akan berpengaruh pada perbedaan cara menangani masalah."
1. Pahamkan kepada anak bahwa ia jangan berlama-lama di rumah tetangga.
Anak mesti tahu aturan dan batasan waktu. Biasanya anak dibolehkan bermain sekitar 1-2 jam saja, tidak lebih. Jika dibiarkan, anak akan minta terus waktu lebih dan merasa tidak apa-apa bermain lama-lama di luar.
Terlebih saat ini permainan anak banyak macamnya yang menghabiskan waktu dan dana seperti main Game/Play Station. Anak mesti tahu aturan dan berapa lama ia bermain.
2. Sebagai orang tua, perhatikan permainan yang dimiliki atau yang bisa dimainkan oleh anak.
Perbarui jenis permainan yang biasa dimainkan oleh anak dan sediakan jenis permainan yang bisa dimainkan bersama teman. Jadi orang tua dituntut kreatif disini.
3. Bunda bisa membujuknya untuk beraktivitas bersama Bunda yang menarik.
Bunda bisa membujuknya untuk beraktivitas bersama Bunda dengan membuat kue bersama, membuat finger painting, dan lain-lain.
4. Introspeksi cara kita menghadapi anak di rumah.
Dari ibudanbalita.com, anak betah di rumah tetangga dan tidak mau pulang mungkin karena cara orang tua menghadapi anak di rumah dengan menghalangi atau melarang saat si Kecil bermain. Maka cobalah memberi si Kecil kesempatan agar betah bermain di rumah dengan tidak melarang dan banyak menghalang-halangi.
5. Beri pengertian kepada tetangga dan izin pamit ke rumah.
Saat anak sudah bermain ke tetangga, sebagai orang tua terlebih memiliki anak yang masih balita mesti diikuti perginya, karena khawatir terjatuh atau lainnya. Sebaiknya tidak menyerahkan kepada tetangga begitu saja karena anak adalah tanggung jawab orang tua.
Beri pengertian kepada tetangga kalau anak bermain misal 20 menit dan kemudian mohon izin pamit. Jika anak menangis, tetaplah pada konsistennya Anda karena anak juga nangis hanya sebentar dan di rumah akan biasa lagi. Jadi be Positif! saya sempat trauma kalau misal anak dekat dengan tetangga jadi saya harus yakin dengan apa yang saya yakin benar. Kalau sudah waktunya anak habis bermain, lalu Time Out!
Kata Mama kemarin, "Cuek aja, kalau misal nangis pas mau dibawa pulang, da nangis biasa." kata-kata Mama menentramkan hati.Jadi ketika waktu bermain habis, bawa anak pulang sesuai perjanjian di awal. Semoga membantu, Moms!
#odop10
#bloggermuslimah
Tipsnya patut dicoba, Mbak..Trims. Kalau aku, malah anak tetangga yang nggak mau pulang. Lantaran tetangga kiri kanan anaknya baru satu..sementara anakku dua..Mereka cowok semua, jadilah ngumpul lebih sering di tempatku, karena mereka nggak punya teman...Jadi enak aku ngawasinnya nggak perlu kemana-mana :D
ReplyDeletewaah keren mbak, iya kayaknya anak sy ngerasa sepi jigana, coz masih 1 anak saya, kalo 2 kayak Mbak seneng yaa, bisa main bareng jadinya :)
ReplyDeleteadek-adekku justru ga betah di luar kak, sukanya main di rumah aja, he..
ReplyDelete