Hari ini saya akan membahas Alur atau Plot dalam Novel “Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman”. Alur yang digambarkan Mbak Afra dalam bab Satu adalah sosok tokoh Sutoyo dan kesehariannya yang tukang sampah yang memiliki istri bernama Sutini dan dua orang anak Anto dan Anti, dan seonggok mayat mengubah hidupnya mendapatkan tunjangan pemerintah yang dibelikannya TV 14 inch.
Bab Dua diceritakan tentang Solo pada tahun 1936, yaitu Mudhor keturunan Arab yang selalu disalahkan oleh Ibu mertuanya, Raden Ngaten karena Mudhor telah menikah dengan anaknya Sunarsih. Pada saat anak Sunarsih dan Mudhor lahir, anaknya ini direbut oleh Raden Ngaten. Mudhor yang seorang Ayahnya sedih karena berharap anaknya akan dididik agama yang benar. Sayang beberapa hari setelah itu Mudhor meninggal dunia.
Raden Ngaten mencarikan anaknya “suami yang sesuai dengan kriterianya”.
Bab Tiga bercerita tentang setting di tahun 1998. Bercerita tentang Mei Hwa yang depresi, kemudian flash back tentang nama aslinya Cempaka yang keturunan China dan Jawa, yang seorang mahasiswa kedokteran FK Sebelas Maret yang terletak di tepi Bengawan Solo. Mei Hwa tertarik dengan mahasiswa yang sedang berorasi bernama Firdaus, dan jatuh cinta kepadanya.
Bab Empat bercerita tentang jatuh cintanya kepada Firdaus, dan akan pergi ke Jakarta untuk merayakan ulang tahun pada Papanya, padahal sudah diingatkan oleh Firdaus di Jakarta sedang tidak aman. Tapi tak digubris oleh Mei Hwa, malangnya saat sampai disana Mei Hwa harus kehilangan kehormatannya.
Bab Tujuh Setting tahun 1942 bahwa gadis kecil itu juga mendapat perlakuan tidak senonoh, dan berbulan bulan sampai usia 14 tahun menjadi Geisha.
*
Alur secara definisi yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat). Sehingga jalan cerita membuat penasaran.
Secara sifat alur merupakan misterius, intelektual (menurut forster) yakni logis alurnya.
Unsur-unsur plot terbagi menjadi tiga, yakni:
1. Peristiwa,
2. Konflik dan
3. Klimaks (bagian puncak dari konflik).
Peristiwa
Pada bab Sembilan, setting tahun 1958 Ayu ingin bertemu Kakeknya, Kyai Murong. Kakeknya sedih melihat cucunya karena ini pertama kali ia melihat anak Mudhor yang benar-benar tak mendapat sentuhan agama. Sayang Ayu tidak mengindahkan pesan Kakeknya dan bebas berteman dengan laki-laki.
Konflik
Bab Dua diceritakan tentang Solo pada tahun 1936, yaitu Mudhor keturunan Arab yang selalu disalahkan oleh Ibu mertuanya, Raden Ngaten karena Mudhor telah menikah dengan anaknya Sunarsih. Pada saat anak Sunarsih dan Mudhor lahir, anaknya ini direbut oleh Raden Ngaten. Mudhor yang seorang Ayahnya sedih karena berharap anaknya akan dididik agama yang benar. Sayang beberapa hari setelah itu Mudhor meninggal dunia.
Raden Ngaten mencarikan anaknya “suami yang sesuai dengan kriterianya”.
Klimaks
Setting Jakarta tahun 1977. Ayu menyusup dan dapat kabur dari tahanan. Ia pun ke Jakarta dan tak disangka bertemu dengan Purnomo. Ayu lalu bilang kalau anaknya meninggal. Purnomo pun langsung pamit pergi karena tak mau berlama-lama dengan seorang Gerwani.
Firdaus melamar Mei Hwa. Mei Hwa yang kian membaik.
Awal tahun 1978-1981 Nyai Murong mengajarkan anak-anak membaca. Saat itu sipir penjara mudah mengenalinya dan langsung menggelandangnya ke penjara. Nyai murong bisa bebas 10 tahun kemudian.
Peristiwa
Peristiwa menurut Luxemburg, dkk merupakan peralihan dari suatu keadaan ke keadaan lain akibat bergulirnya aksi (action) dan kejadian (event).
- Penggolongan peristiwa berdasarkan fungsinya yakni peristiwa fungsional (utama), peristiwa kaitan, dan peristiwa acuan.
- Berdasarkan tingkatannya, penggolongan peristiwa terbagi menjadi peristiwa mayor/kernel, dan peristiwa minor/satelit.
Tahap klimaks (climax) Mei Hwa dan Firdaus menikah. Nyai Murong diundang kesana. Saat melihat pernikahan itu Nyai Murong mengenali kalau Ayah Firdaus adalah Ahmad, suaminya. Dan berarti masih sepupu dengan Mei Hwa. Nyai Murong berjalan sejauh-jauhnya. Biarlah hanya aku yang tahu. Nyai Murong jatuh di jalan.
Lalu apa definisi Konflik?
Konflik menurut Meredith dan Fitzgerald adalah suatu peristiwa yang tidak menyenangkan yang terjadi atau yang dialami tokoh-tokoh cerita.
Konflik dalam cerita Mei Hwa adalah jatuh cintanya kepada Firdaus, dan akan pergi ke Jakarta untuk merayakan ulang tahun pada Papanya, padahal sudah diingatkan oleh Firdaus di Jakarta sedang tidak aman. Tapi tak digubris oleh Mei Hwa, malangnya saat sampai disana Mei Hwa harus kehilangan kehormatannya.
Sedangkan menurut Wellek dan Warren, konflik adalah sesuatu yang dramatic, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan aksi dan aksi balasan.
Penggolongan konflik menurut Stanton terbagi menjadi dua, yakni konflik fisik (external conflict), dan konflik batin (internal conflict).
Kaidah Pemplotan
Kaidah pemplotan terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Plausibilitas: motif atau logika cerita
2. Suspense: rasa ingin tahu pembaca
3. Surprise: kejutan, sesuatu yang mengejutkan, horror
4. Kepaduan: pengaitan antarperistiwa
Penahanan plot
Tahap penyituasian (situation): bisa lewat deskripsi, misalnya “Awan indah, dst.”
Tahap pemunculan konflik (generating circumtances)
Setting tahun 1941, bahwa suami Sunarsih sekarang adalah Harjanto yang memiliki rumah loji berasitektur Belanda warisan ayahnya yang pegawai tinggi pemerintahan colonial. Ayah Sunarsih sebenarnya menyayangkan menantunya, dan memilih Mudhor yang bagus keislamannya menjadi menantunya.
Raden Kerta yang sering tidak sepemahaman dengan istrinya Raden Ngaten yang sulit untuk diluruskan. Maka memilih membebaskan Raden Ngaten berbuat sesukanya. Perang Dunia II yang pecah di daratan Eropa, disusul jatuhnya Pearl Harbour di tangan Jepang telah membuat semuanya berubah. Pada tahun 1942, Jepang menguasai Nusantara. Tak terkecuali Harjanto dijebloskan ke ruang bawah tanah. Parahnya Gunarti yang masih jelita juga turut dijebloskan dan malangnya harus menjadi jugun ianfu. Sedangkan putrinya jauh terus berlari.
Pada bab enam, Mei Hwa berteriak bahwa Firdaus pembunuh. Mei hwa bak orang gila. Sedangkan pada bab tujuh, setting tahun 1942 bahwa gadis kecil itu juga mendapat perlakuan tidak senonoh, dan berbulan bulan sampai usia 14 tahun menjadi Geisha.
Tahap peningkatan konflik (rising action)
Setting tahun 1958 Ayu ingin bertemu Kakeknya, Kyai Murong. Kakeknya sedih melihat cucunya karena ini pertama kali ia melihat anak Mudhor yang benar-benar tak mendapat sentuhan agama. Sayang Ayu tidak mengindahkan pesan Kakeknya dan bebas berteman dengan laki-laki.
Ayu masih mewariskan kejahiliyahannya, ia dan Purnomo sering berduaan, kemudian diketahui Ayu hamil. Kakeknya marah luar biasa, dan untuk menutupi siapa suaminya, Ahmad Al Faruk yang seorang ustaz menjadi suaminya.
Tahap klimaks (climax)
Klimaks
Contohnya jalan cerita di novel Mei Hwa, setting Jakarta tahun 1977. Ayu menyusup dan dapat kabur dari tahanan. Ia pun ke Jakarta dan tak disangka bertemu dengan Purnomo. Ayu lalu bilang kalau anaknya meninggal. Purnomo pun langsung pamit pergi karena tak mau berlama-lama dengan seorang Gerwani.
Awal tahun 1978-1981 Nyai Murong mengajarkan anak-anak membaca. Saat itu sipir penjara mudah mengenalinya dan langsung menggelandangnya ke penjara. Nyai murong bisa bebas 10 tahun kemudian.
Tahap penyelesaian (denouement)
Mei Hwa dan Firdaus menikah. Nyai Murong diundang kesana. Saat melihat pernikahan itu Nyai Murong mengenali kalau Ayah Firdaus adalah Ahmad, suaminya. Dan berarti masih sepupu dengan Mei Hwa. Nyai Murong berjalan sejauh-jauhnya. Biarlah hanya aku yang tahu. Nyai Murong jatuh di jalan.
#odop
#odop3
#bloggermuslimah
Wah masya Allah lengkap sekali kak.. ^^
ReplyDeleteAisyah perlu banyak belajar tentang tata bahasa Indonesia dari kakak nih, he..
Aku jadi penasaran pengen baca bukunya juga. Padahal lagi nahan diri untuk enggak jajan buku dulu karena masih numpukin buku. Tunggu tamat, aku pun akan meluncur beli buku ini.
ReplyDeleteWaaaah menarik banget bahasanny, kalau mau buat tulisan lebih bagus kalau paham tentang ini ha 🙂
ReplyDeletealhamdulillah, iya mba aisyah jadi inget pelajaran bahasa indonesia dulu ya, hehe.. saya masih suka dengan bahasannya.. siapp mba dian, saya juga ingin jajan buku lagi nihh.. nabung dulu.. hehe. alhamdulillah mba faridilla salam kenal yaa :)
ReplyDelete