*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja yang _wajib professional_ menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita. Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?
- Apakah masih ASAL KERJA, menggugurkan kewajiban saja?
- Apakah didasari sebuah KOMPETISI sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
- Apakah karena PANGGILAN HATI sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
- Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
- Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
- Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.
Peran Ibu sejatinya adalah *seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita*
*Saya Manager Keluarga*
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
- Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
- Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
- Buatlah skala prioritas
- Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
a. PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
b. ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time?
- Lakukan setahap demi setahap
- Lakukan sekarang
- Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
_ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_
*Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya*
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah *pilihan paling akhir*.
Perkembangan Peran
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih SEKADAR MENJADI IBU.
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
- Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang. Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.
- Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekadar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur. Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran. Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah. Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”. Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
- Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata
BERUBAH atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
SUMBER BACAAN:
Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015
Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #4, 2017
Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009
Tanya Jawab
Teh Ayu
❓Pada point C. Delegating → latih - percayakan - kerjakan - ditingkatkan - dan lagi berulang seperti itu.. kalau begitu saat kita mendelegasi kita butuh dukungan, apa yang perlu diupayakan ketika yang kita delegasikan tugas tersebut ternyata tidak mendukung "program - kurikulum" yang telah dibuat.. sudah dibicarakan berulang dengan baik baik, sudah dikomunikasikan juga namun tetap blm ada perubahan.. mau "mengganti" (menambah personel untuk mendampingi) orang didelegasikan tapi orang sebelumnya itu tidak mau ditemani atau didampingi apalagi diganti..
Jawab : Teh Ayu yang baik, jika ingin mendelegasikan tugas-tugas kita, kunci nya *wajib* sesuai dengan program/kurikulum yang telah kita buat teh.
Jika orang yang akan menggantikan tugas teteh mau tidak mau harus menyesuaikan kurikulum dari teteh, jika tidak bisa walau sudah dibicarakan baik-baik, lebih baik cari yang lain teh, menurut hemat saya
❓Teh nitip bertanya yah ☺
Untuk menjadi ibu yg bukan sekedar mengugurkan kewajiban kita diharuskan memantskan diri dg belajar bnyk ilmu sperti menjadi manajer keuangan dlm rmh tangga, ahli pendidikan, dll dll...
Dan kadang kita pun ada keinginan tersendiri belajar akan minat kita diluar bidang keluarga...
Kita mungkin harus memprioritaskan hal2 yg pnting... tp akan sangat mungkin terjadi ketimpangan...
Bagaimana mengatasi hal tersebut? Dan bagaimana menimbulkan kesenangan dlm mempelajari ilmu yg memang penting untuk kita sbg ibu tsb...?
Terimakasih...
Jawab : Teh Kazoul yg baik, ada di point one bite at a time atau Mindfullnes, pikiran hati dan perilaku hadir penuh sadar utuh disetiap pekerjan dikerjakan scr runtut dan patuh pada setiap perubahan jadwal. Beri waktu reminder, setiap mau pindah aktivitas ya the
? Tanya: Skala prioritas itu apakah selalu yg berhubungan dengan suami dan anak teh?
Jawab: Setiap individu berbeda teh prioritasnya.
Tapi sebagai ibu,menurut saya tentu mengutamakan suami dan anak2 / keluarga
? Tanya :Selain jadwal harian yg sudah disusun pekanan, apakah teh wahyu tiap hari tetap bikin agenda untuk hari sekarang?
Jawab :Kalau saya biasanya terjadwal di hari2 sebelumnya teh.
Jika janji dengan seseorang atau suatu acara saya jadwalkan jauh2 hari.
Dan Alhamdulillah orang2 sekitar saya sudah mengerti pola saya
No comments