Bunda, setelah kita memahami bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini.
Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan DIRI ANDA SENDIRI.
Apakah mudah? TIDAK.
Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.
Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.
Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.
“ Just DO It”,
lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita.
Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada Apa yang harus dipelajari anak-anak kita, bukan pada Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.
Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu
PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH
Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:
- Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.
- Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
- Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.
- Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organic.
- Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses. Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
- Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
- Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda very limited special edition.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber bacaan :
Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014
Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2016
Kumpulan pertanyaan dari peserta MIIP4, yang akan dijawab oleh bu fasil Wahyu Lissetiarani
Pertanyaan Teh Sophiatudien Harahap
Bagaimana caranya agar waktu bersama anak benar2 berkualitas? Kadang saya sering tidak fokus, jadinya rasanya waktu dengan anak lebih sering dibandingkan waktu bersama anak nya
Jawaban
Teh Sophie yang baik,jika sedang bersama anak2 usahakan kita tidak terpapar gadget.
Simpan HP nya jauh2☺Maksimalkan jasad kita bersama anak,jiwa pun bersama anak,Bismillah😘✅
Pertanyaan Kazoul
Mendidik dan mengajarkan adalah hal yang berbeda, bagaimana jika ternyata yang kita lakukan adalah mengajar. Apa perbedaan yang lebih spesifik antara mengajar dg mendidik?
Jawaban
Secara harafiah, Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan mendidik sebagai memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, dan pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sementara kata ajar diartikan sebagai petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diikuti.
Mendidik lebih luas maknanya dri mengajar, mendidik kita memberikan contoh nyata tentang suatu ilmu dilihat dri norma, manfaat untuk dirinya dan sosial atau lingkungannya, dan sebab akibat nya.
Mengajar kita hanya memerintah atau memberi pentunjuk tanpa mendampingi lebih mendetail untuk suatu ilmu.
Pertanyaan
Saya berencana untuk melatih kemandirian anak dg mengajaknya melakukan kegiatan seperti melipat selimut sendiri, menyapu rumah dll. Jika anak tsb menolak atau melakukan dg terpaksa, apakah harus kita tunggu sampai anak mau melakukannya? Apakah memaksakan anak untuk bisa menguasai pekerjaan rumah berarti memaksakan fitrah anak tsb? Karena anak saya sudah 9 tahun dan teman seusianya banyak yang sudah mampu mandiri...
Dan dari bbrp artikel yang saya baca semakin dini anak belajar melakukan pekerjaan rumah akan semakin baik untuk kemandirian dan semakin terlatih ketika dewasa nanti..
Jawaban
Lebih maksimal lagi jika anak benar2 mau atau ikhlas melaksanakannya,dengan diawali kita memberikan contoh nyata pada anak2. Misal ingin anak rajin merapikan rumah,tapi kita malas2an tanpa memberi contoh. Jika kita terus membandingkan dengan keterampilan yang dimiliki anak2 seusianya diluar sana tentu kita akan kecewa teh☺semua anak adalah bintang⭐ Karena perkembangan kemandirian anak itu berbeda2,jika ingin anak lebih mandiri sejak dini maka latih dan contohkan sejak dini pula,InsyaAllah teh Kazoul sabar membersamai😘💪🏻✅
Pertanyaan
Dulu saya juga galau teh, mau nya ajarin anak abcde, apalagi kalau udah liat kanan kiri,,, wah anak si a udah bisa berhitung, anak si b udah bernyanyi. Semakin saya paksakan, semakin anak saya ga fokus....
Nah, setelah saya amati, anak saya tipe nya ga bisa duduk diam, fokus lama2 , dan mau nya terus bergerak, mengeksplore segala nya, jadilah saya hentikan obsesi anak saya harus abcde, biarlah anak saya ga paham abcde atau yg lainnya yg penting dia happy.
Pertanyaan saya, apakah tindakan saya ini sdh benar teh, benar dlm arti kata mendidik sesuai fitrah nya? Atau perlu hal apalagi, ketika saya bersama anak? Lalu untuk mengejar ketinggalan2 dia dri anak2 lainnya, apa yang mesti saya lakukan? Naluri ibu, pasti risih yah tiap anaknya dbanding2kan sm anak2 lain yg sudah bisa ini itu 😊
Fyi, anak saya laki - laki usia 23 bulan
Jawaban
Teteh FYI sayang, kita mendidik dengan membiarkan begitu saja tentu hasil nya pun akan berbeda.
Untuk ananda yg masih usia 23 bulan sangat wajar dengan ga bisa duduk diam atau fokus lama2, karena sependek yang saya tahu fokus anak itu 1menit x usianya (misal 1 tahun, berarti hanya bisa fokus 1 menit dst) Pandangan teteh sudah baik dengan tidak membandingkan ananda dengan anak lain😍👍 hanya jangan membiarkan berkembang begitu saja, tetap harus di stimulus, motorik kasar dan halusnya, fokus dulu disitu untuk umur 23 bulan teh.😘✅
Pertanyaan dari Teh Rika Agustina Sukmana
Anak sulung Sy laki2 berusia 4thn 3bln..rencana tahun ini akan disekolahkan ke TK..secara akademis termasuk oke..nah secara akhlak/sikap masih banyak yg hrs dibenahi..Sy prnh berfikir sy sdh kewalahan dgn sikapnya..anak sy tdk segan ke siapapun kecuali kpd ayahnya..sdngkn ayahnya krja di luar kota dan pulang 2minggu sekali..nah apakah dengan disekolahkan sikap anak bs berubah?
Jawaban
Teh Rika yang baik,akhlak ananda yg harus dibenahi disegi mana?
Lihat sekelilingnya apakah akhlak ananda yg kurang baik itu dipengaruhi sekelilingnya? Atau memang pembawaan ananda? Saya rasa point terakhir tidak ya,karena anak2 itu lebih canggih dalam meniru.
Dampingi terus ananda😘, beri contoh dan arahan2 akhlak yang baik dan buruk itu seperti apa.
Jika ingin disekolahkan, lihat lingkungan sekolah nya apakah sesuai dengan visi misi kita dalam mendidik atau tidak? Lihat lingkungan sosialnya, lihat adab guru2nya.
InsyaAllah dengan contoh lingkungan di sekolah dan rumah baik2, akhlak ananda pun akan berubah lebih baik dan berkembang😘✅
Pertanyaan dari Teh Ayu Siti Sofiani Hafidziah
Bagaimana caranya kita menunjukkan kemampuan kita dalam mengatasi dan menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan anak, sedangkan kita tidak diberi kesempatan? Misal, pada saat anak menangis di hadapan kakek nenek nya hanya karena hal sepele.. saya ingin menyelesaikan hal tersebut dengan cara saya, karena saya yakin mampu dan bisa.. namu kekhawatiran dari "pihak luar" membuat saga tidak mampu menunjukkan kemampuan saya.. padahal sehari hari dirumah, tidak ada "pihak ketiga" alhamdulillah saya mampu dan terbiasa menyelesaikan nya dengan baik dan tenang..
saya tidak bisa kalau anak anak saya berdamai hanya karena semua kemauan nya terpenuhi begitu saja.. karena saya dan suami tidak seperti itu dalam mendidik dan membimbing anak - anak..
Jawaban
Teh Ayu sayang, coba perbanyak ngobrol bareng kakek nenek, beri pengertian cara teteh dan suami dalam mendidik anak tentu dengan bahasa yang santun dan mudah dipahami kakek nenek.
Alhamdulillah itu hanya sesekali terjadi karena dirumah teteh tak ada "pihak ketiga".
Bicarakan baik2 dengan anak2 aturan2 main kita di rumah tetap berlaku dimanapun.
Jika "terkontaminasi" saat dirumah dibentuk,diarahkan lagi dan lagi✅
Pertanyaan dari Teh Primaria Endah Fajarati
Saya mempunyai 3 orang anak laki-laki. Jaraknya dekat. Karena suami tidak selalu ada dirumah, setiap pergi mengantar anak belajar mengaji di masjid, saya bawa ketiga anak saya. Awalnya yang no 2 enjoy. Ikut ngaji juga. Tapi lama lama mau nya nunggu diluar aja sambil bermain dg adeknya atau teman aa nya. Apakah mengikut sertakan adik ke kegiatan kakak itu termasuk pemaksaan kehendak dan melanggar fitrah belajar? Anak no 1 belajar piano..anak ke 2 ikut juga. Tapi sebulan terakhir anak ke 2 memilih belajar drum. Lalu saya dan suami melakukan trial. Apakah itu salah satu contoh penerapan belajar mendidik sesuai fitrah anak? Dengan mengikuti apa kemauan nya, tanpa memaksakan kehendak kita..harus sama antara kakak dan adik? Terimakasih
Akhirnya sekarang jadwal latihan berbeda
Berbeda. Anak 1 belajar piano hari jumat. Seeangkan Anak ke 2 belajar drum di hari kamis.
Jawaban
Teh primaria sayang,jangan memaksakan kehendak kita👍 tapi kita juga tetap membersamai anak2 dalam mendidik, tidak melepas begitu saja tentunya.
Jika adik dan kakak senang berkegiatan bersama, tidak ada salahnya "sekali mendayung,dua tiga pulau terlampaui"☺
Alhamdulillah jika sekarang kaka dan adik sudah memiliki pilihan masing2😘👍,selamat membersamai teteh😘✅
Pertanyaan dari Teh Sri Al Hidayati
❓: Bagaimana menumbuhkan anak bergairah dalam belajar?
❓: Bagaimana sehari2 biasanya teteh menjadwalkan anak untuk belajar, misal dalam sehari, ibu mengajarkan sesuatu, adakah hal yang diajarkan mencakup bbrp hal, atau fokus pada hal yg dia senang
Jawaban
Teh Sri yang baik,
1. Lihat gaya belajarnya ananda dan sesuaikan, InsyaAllah bergairah
2. Anak saya 2,yang besar Talita namanya umur 8 tahun dan Ghaisan umur 4 tahun,setiap hari jadwal di rumah =
Talita
jam 05.00 - 05.10 murojaah hapalan surat2 pendek setelah shalat subuh.
Jam 05.10-06.00 persiapan sekolah (sarapan,mandi,berpakaian dll)
Jam 06.00 - 14.30 disekolah
Jam 14.30-15.00 ngobrol keseruan di sekolah sambil istirahat
Jam 15.00 - 15.30 bersiap les (jika ada jadwal les di sanggar / mengembangkan minat)
jam 15.30-16.00 shalat,bersiap ke TPA
Jam 16.00 - 17.00 di TPA
Jam 17.00 - 17.30 main bersama teman di taman komplek
Jam 17.30 - 18.30 bersiap maghrib dan murojaah hapalan surat2 pendek
Jam 18.30 - 19.30 shalat maghrib,bermain bersama di rumah,makan malam.
Jam 19.30-20.00 ngobrol bersama ayah (hanya anak2 dan ayah)
jam 20.00 - 05.00 tidur malam
Ghaisan umur 4 tahun (main dan bermain terus😅😅).
Saya membuat jadwal diskusi dengan anak2,biasanya perminggu evaluasi (ada perubahan/tidak) aktifitas belajarnya menyesuaikan dengan gaya belajar masing2 anak.✅
Pertanyaan
Tth luar biasa anaknya 8 th tp sudah bisa mengikuti jadwal sprt ini....😭
Gimana cara menjelaskan k anak th? Dimata sebagian orang teman2, tetangga dll (malah termasuk keluarga besar pun) mengatakan saya itu terlalu saklek, kaku banget kaya kanebo kering😅😅😂😂
Tapi karena anak2 sering melihat bundanya yang mempunyai jadwal setiap kegiatan,jadi anak2 suka.
Karena kn saat akan membuat jadwal bareng anak2.
Malah ghaisan umur 4 tahun pun sdh mulai paham akan jadwal.
Misal jam 13.00 itu harus tidur siang,jadi jam 12.30 dia mengajak masuk kamar😅
❓: Teh jadwal bareng anak2 baiknya buat anak usia brpa teh? Atau menyesuaikan dgn umurnya aja?
Jawaban
Kalau saya menyesuaikan dengan umurnya teh😘
Pertanyaan dari Teh Dwina Lubna
Kok rasanya saya belum ketemu misi spesifik diri saya ya teh, spt Ada banyak minat namun blm diputuskan yg mana. Ap misi spesifik itu Sama dengan ilmu yang akan diperdalam spt saat NHW 1?
Jawaban
💡 : Teh Dwina sayang,
Untuk menjawab pertanyaan itu izinkan saya mengutip dari Pak Dodik (kulwap)
Bagaimana kita tahu bahwa ‘memang’ itulah tujuan penciptaan dan penyatuan kita? Bahwa betul itulah misi hidup kita?*
Sesungguhnyalah kita tidak pernah tahu. Tidak akan ada konfirmasi tegas tentang benar atau tidaknya.
Tetaplah terbuka terhadap aneka kemungkinan, terima dan jalani dengan sepenuh kesungguhan.
Karena Sang Pencipta tidaklah menciptakan kita dengan sia-sia, maka di sepanjang jalan kita menapaki misi hidup itu tentu bertaburan dengan manfaat. Maka salah satu cirri kita sedang berjalan pada misi hidup kita adalah besarnya manfaat dari apa yang kita jalankan, bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan dan segenap semesta. Ingat: Tidak selalu mudah namun akan senantiasa membahagiakan.✅
Pertanyaan dari Teh Evie Evie Evie
Saya merasa sudah terlambat mendidik anak yg sudah ada campur tangan didikan dari neneknya dan asisten rumah tangga. Bagaimana cara mengembalikan fitrah anak2 kembali ke pd yg aslinya? Apakah akan ada pengaruh menjalani hidupnya kelak? Pertanyaan lain saya mantan pekerja yg sdh cukup lama (17thn) tiba2 resign dan ini butuh waktu penyesuaian dg kondisi skrg yg hrs beraktifitas di rumah saja. Sy sdh ikhlas menjalaninya, tp secara ada bisikan2 rasa penyesalan. Bgmn mengatasinya itu semua, sy sdh berusaha mengisi kegiatan2 spt talim, kursus, arisan dll tapi tetap ada perasaan nyesel dan rindu teman dan suasana kerja
Jawaban
Teh evi sayang,tidak ada kata terlambat dalam mendidik anak, segera perbaiki jika off track 😘
Tentu akan ada dampak nya kelak jika kita mengabaikan fitrah anak2 dalam mendidik.
Untuk teteh yang kadang kangen bekerja lagi, itu mungkin wajar ya terutama jika sedang ada masalah di dalam rumah. Menurut saya itu belum bisa dikatakan ikhlas menjalani karena masih ada rasa menyesal☺ Teguhkan niat💪🏻 jika capek, istirahat, jalani kegiatan sesuai passion kita✅
Pertanyaan dari Teh Herni Juharno
Saya suka bingung harus ngapain ketika membersamai anak bermain. Jadinya malah sambil melakukan pekerjaan lain dan ga fokusnya malah ke pekerjaan lain itu. Gimana ya caranya biar saat bermain bersama anak itu bisa fokus ke anak aja?
Jawaban
Teh Herni sayang, jawabannya bisa dilihat di pertanyaan teh Sophie diatas ya👆🏻✅
jawabannya yaitu :
"jika sedang bersama anak2 usahakan kita tidak terpapar gadget.
Simpan HP nya jauh2☺
Maksimalkan jasad kita bersama anak,jiwa pun bersama anak,Bismillah"
Pertanyaan dari Teh Emil
Anak saya laki laki usia 11tahun. 2 bulan lalu kami menyempatkan konsul ke psikolog karena sesuatu hal. Salah satu hal yang disampaikan bahwa anak saya belum tuntas perkembangannya saat usia 10 tahun. Sedangkan sekarang sudah masuk ke tahap pubertas atau akil baligh.
Pertanyaannya, apa yang harus saya lakukan untuk mengejar ketertinggalan tahapan perkembangan saat diusia 10 tahun nya...?
Jawaban
Teh Emil yang baik,meremedialkan tahap perkembangan anak nya teh☺ saya coba beri contoh tabel perkembangan anak2 nya bu septi ya😘✅
Pertanyaan dari Teh Siti Latifah Maharani
Alhamdulillah skrng sedang mengandung 6 bulan berjalan..
Skrng kgiatan msi koas.. Namun rencana akan mengambil cuti terlebih dahulu karena rasanya lemes bgt.. Nah rencana akan melanjutkan koas skitar anak usia 6 bulanan setelah anak bsa mpasi.
Nah d rumah sakit bsa dri jam 8 sampai jam 4 teh Wahyu.. Slama jam itu, rencananya akan dititipkan k neneknya. InsyaAllah kgiatan sperti itu bsa sampai setahun.
Pertanyaannya. Efek apa yg memungkinkan terjadi jika anak saya tinggal di usia 6 Bulan sampe setahun setengah. Dri jam 8 sampai jam 4 itu ya?
Jawaban
Teh Tifa sayang,tidak akan ada hal2 negatif terjadi InsyaAllah...diskusikan dengan nenek nya cara2 mendidik anak ala teteh dan suami. Beri pengertian kepada beliau.
Setelah teteh dirumah teteh yang ambil alih, smangat nya harus ekstra😘💪🏻💪🏻✅
Pertanyaan dari Teh Kartika Sari
Untuk ibu yang bekerja kantoran, bagaimana tips supaya kita dapat tetap in touch mendidik anak anak ya teh, masih tidak terbayang (krn saya bekerja office hour 07.00-16.00) dan belum punya anak
Jawaban
Teh kartika sayang,delegasikan anak pada orang2/lembaga yg se visi misi dengan kita, setelah teteh di rumah fokus ke anak2😘Bismillah✅ Demikian sesi Q&A untuk materi#4.. semoga bermanfaat yaahh smile emotikon:)
Pertanyaan ke-11 dari Teh Emil
Anak saya laki laki usia 11tahun. 2 bulan lalu kami menyempatkan konsul ke psikolog karena sesuatu hal. Salah satu hal yang disampaikan bahwa anak saya belum tuntas perkembangannya saat usia 10 tahun. Sedangkan sekarang sudah masuk ke tahap pubertas atau akil baligh.
Pertanyaannya, apa yang harus saya lakukan untuk mengejar ketertinggalan tahapan perkembangan saat diusia 10 tahun nya...?
Jawaban
Teh Emil yang baik, meremedialkan tahap perkembangan anak nya teh☺ saya coba beri contoh tabel perkembangan anak2 nya bu septi ya😘✅
No comments