Rantai alunan dzikir mengalun di atas tanah
bertasbih mengagungkan kebesaran-Nya
Seorang ibu ayah dan seorang putri berangkat menghitung waktu yang berlalu untuk menatap masa depan
Seorang ibu dan seorang putri menunggu ayah yang membuat rumah dari tenda tempat untuk berteduh malam nanti
Sekilas mata melihat pemandangan tenda telah memenuhi wana wisata batu kuda
Putri kecil tak henti tersenyum dan mengambil dedaun di sekitar dan memperlihatkannya pada sang ibu.. "Ummi, ini.. Ummi, ini.." sambil menyodorkan daun untuk ibu.
Tenda telah selesai dibuat. Ibu menata peralatan yang dibawa. Sementara ayah menyalakan kompor kecil untuk memasak bahan makanan yang kami bawa.
Kami pun masak. Setelahnya makan.
Sambil berjalan jalan mencari ranting kayu, ayah hendak membuat api unggun untuk malam nanti. Ayah telah membawa kayu bakar 2 ikat, dan ibu serta sang putri sudah tiba membawa ranting kayu.
Hari beranjak malam, cuaca semakin dingin, Ayah, Ibu dan Putri kecil diam di dalam tenda dengan penerangan lampu lentera.
Api unggun telah selesai.
Sambil melewati malam, putri kecil bermain kayu dan mengarahkan pada api unggun. Sesekali putri kecil tertawa bersama Ayah. Putri kecil tak henti duduk, selalu berlari kesana kemari.
Lalu ada kembang api di angkasa. Putri kecil takjub melihat kembang api. Beranjak malam hampir pukul 9, ibu menemani putri kecil tidur.
Hingga tengah malam putri kecil tidur dengan lelapnya. Sementara ibu dan ayah tak bisa lelap tidur karena suara ledakan kembang api seperti berada di atas kepala.
Sampai pagi tiba, melihat pemandangan alam dari dalam tenda begitu pemandangan yang tak bisa dilihat setiap hari.
Ada orang orang yang sholat subuh berjamaah menambah kesyahduan subuh itu. Hingga beranjak pagi, kami pun bersiap pulang.
No comments