Ga kerasa tinggal 1 hari lagi masuk kantor.. dan setelah lebaran tak akan masuk kantor lagi.. ini jadi keputusan yang cukup berat bagi saya mengingat sudah 3 tahun di kantor.. namun ini jadi keputusan saya untuk keluar dari zona nyaman dan menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk mendidik anak.
Sempat merasa khawatir, di zaman yang sudah serba naik ini, saya merasa takut juga karena awalnya penghasilan dari suami 1 + istri 1 jadi 2, sedangkan sekarang dari suami 1 saja, otomatis di awal-awal bulan keluar dari kantor akan ada 'penyesuaian' beberapa bulan ke depan tentang gaya hidup awal dari suami istri yang bekerja.
Maka, bismillah, mudah-mudahan ini menjadi jalan saya untuk jadi lebih baik lagi. Tuntutan untuk bisa masak menjadi salah satu pemicu bagi saya seorang ibu untuk bisa menghadirkan berbagai makanan yang enak, juga bergizi sehat...Kelak ketika Aska sudah masuk sekolah, saya bisa membuatnya senang dan makan homemade ummi.
Selain itu, ingin mendidik anak untuk menjadi anak yang salehah dimulai dengan kehadiran orang tua di sisinya sehingga Aska merasa bahagia..
ini adalah beberapa persiapan yang saya lakukan ketika akan menyiapkan resign dari kantor.
1. Merapikan file pekerjaan yang menumpuk
Meski sebenarnya rutinitas pekerjaan tidak akan pernah kosong, maka mulailah merapikan pekerjaan yang menumpuk berikut dengan laporan kita kepada atasan. ini untuk memudahkan partner berikutnya yang akan berada di posisi kita saat bekerja.
2. Memindahkan file pribadi dalam komputer
Ini adalah hal yang penting, tentunya saat kita datang komputer bersih dari file pribadi, maka di saat kita pergi, kita pun meninggalkan komputer dalam keadaan bersih dari file pribadi kita.
3. Angkut barang di meja kerja ke rumah
Ini juga harus kita mulai cicil agar saat hari terakhir kerja, kita tidak kewalahan dengan barang sendiri yang harus dibawa... :)
4. Yakin rezeki dari Allah Swt.
Ini yang pertama dan terakhir harus kita genggam erat-erat yakni tidak akan selamanya kita berada di kantor, kita mesti yakin bahwa rezeki dari Allah Swt., maka ikhtiar harus dimaksimalkan. Pernah seorang teteh bercerita kepada saya, bahwa perempuan saat ini harus mandiri. Ya, saat kita telah mempunyai seorang suami pun kita bisa sedikit-sedikit membantu penghasilan suami dengan keterampilan yang kita punya dan halal.
Dari semua itu, pekerjaan adalah pilihan. Maka, memilih bekerja di rumah juga adalah sebuah pilihan. Seringkali orang bilang pekerjaan rumah tangga adalah jihadnya seorang ibu di rumah. Tapi yang terpenting pula adalah menghargai ibu yang bekerja sepanjang hari untuk anak-anaknya. karena itu adalah bentuk jihadnya juga. saya juga bekerja awalnya, dan sudah merasa cukup bekerja di kantor. Semoga Allah Swt. kucurkan curahan rahmat dan kebaikan untuk para ibu semuanya.. :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Wah tth mau resign? Semoga dimudahkan segala urusannya sama Alloh ;)
ReplyDeleteaamiiin... makasih tetty :)
DeletePoin keempat itu yg penting dan oke banget :-)
ReplyDeleteBagus nih dinaikin ke web.