Abi dan Aska
.: Umminya motoin :.
.: Umminya motoin :.
ASI tidak keluar banyak saat awal-awal melahirkan menjadi hal yang
membuat saya sedih. Tangisan Aska di malam-malam pertama sejak lahir membuat
saya sedikit jetlag. Di sisi lain rasa sakit saat akan duduk atau berdiri karena
sejak SC membuat saya harus tetap struggle. Alhamdulillah, suami pengertian.
Setelah seminggu pertama kembali kontrol ke Sariningsih, hal yang
mengejutkan karena Aska kuning. Seketika rasa bersalah amat menghantui saya, ketakutan dikatai tidak bisa mengurus anak, dst mulai berjejalan. Mau tidak mau Aska dirawat inap selama 4 hari di
Sariningsih karena kuning. Malam-malam tanpa Aska kemudian menjadi hal yang membuat saya
sedih.
Terlebih rasa sakit pasca operasi masih sakit katanya sampai
berbulan-bulan ke depan.
Setelah Aska bilirubinnya rendah, di hari keempat, Aska
dibawa oleh kami ke gunung. Selanjutnya saya banyak menghabiskan masa cuti
melahirkan saya di gunung. Tiga bulan yang lama, sesekali membawa Aska ke
Bandung untuk ikut liqo, dan banyak mencari informasi terkait ASI kepada kakak
yang banyak tahu membuat saya tercerahkan. Terutama informasi tentang ASI.
Awal-awal saat memberi ASI, rasa sakit sampai ke punggung
membuat saya merasa tidak pede untuk menyusui. Tapi dukungan dari suami dan
teman membuat saya tak patah semangat. Suami saya yang paling mensupport dengan
mengantarkan ke dokter laktasi. Thanks, abi..
love u abi :-)
Dengan obat oles, alhamdulillah jadi mengurangi rasa sakit
saat menyusui. Kemudian karena masa cuti segera berakhir, akhirnya saya mencari
informasi untuk memompa ASI. Di sela-sela waktu tak ada aktivitas, dengan
semangat tinggi mulai nyicil mompa. Sedikit sedikit lama lama menjadi bukit,
alhamdulillah freezer terisi dengan stok ASIP.
Saat masuk kantor tiba, dan ayah mertua sakit, di situ saya
mulai kebingungan. Aska nanti dimana? Bisa dititip di mama DU, tapi agak
terpikir, susu nanti disimpan dimana, tidak ada kulkas. Bahkan sehari sebelum
saya masuk kerja, saya belum mendapat sewa freez*r. belum lagi perlu
botol-botol untuk pompaan di kantor.
Alhamdulillah ada jalan. Sorenya saya dan suami
hujan-hujanan (makasiih abang yaaa :*) bela-belain ke rumah teman yang sudah
resign dari kantor. Darinya saya membeli cooler bag, botol-botol untuk pompaan,
ice pack, dan warmer asi. Alhamdulillah sebagian besar saya pakai terutama botol
dan ice pack. Terimakasih teh Rika.
Besoknya saya menyimpan susu di wa iyos. Saya agak ngga tega
minta mama untuk kesana kalau susu habis. Tapi apalah daya karena ngga punya
kulkas…. Baru setelah seminggu kemudian dapat kabar dari tempat sewaan freezer.
Freezer pun nampang di antara banyaknya motor di rumah. Hehe….
Perjuangan memompa ASI di kantor terus berlanjut. Tak ada ruang laktasi membuat ide memompa di mushola akhirnya. Saya tipe
orang yang memompa dengan tangan. Dengan tangan lebih mudah dan praktis. Tak
perlu ribet mencuci botol pompaan.. ya iyalaah.. tapi tak bisa dipungkiri, saya
tetap mencuci botol-botol bekas mompa dan botol yang bekas dipakai hari itu.
Selama meninggalkan Aska, sebenarnya saya agak keberatan
kalau memakai media dot, efek samping karena bisa jadi minumnya kebanyakan yang
saya khawatirkan. Akhirnya harus diredam karena memakai cupfeeder bertumpahan.
Salut sama teman yang bisa pakai cup feeder…
Akhirnya sehari dua hari selama meninggalkan Aska di kantor,
saya suka kepikiran.. Aska lagi apa yaa, dan seterusnya. Namun pekerjaan
membuat saya sementara menskip hal tersebut. Saat papa mertua sudah agak
baikan, Aska diboyong ke gunung lagi. Disana Aska dijaga oleh mama mertua. Saya
menyimpan beberapa botol juga di freezer gunung, jadi memudahkan juga.
Aska sempat dibawa bolak balik karena papa masih sakit. Saat awal bulan Maret, papa mertua meninggal dunia karena sakit. Seterusnya Aska sudah di gunung terus dijaga oleh nenek gunung, sesekali di DU untuk lewat atau numpang makan (hehe).. Akhirnya Aska sekarang sudah beranjak 6 bulan. Syukur alhamdulillah Aska telah lulus ASI tahap pertama. Horeeeee! Aska bisa makaaan!
Aska sempat dibawa bolak balik karena papa masih sakit. Saat awal bulan Maret, papa mertua meninggal dunia karena sakit. Seterusnya Aska sudah di gunung terus dijaga oleh nenek gunung, sesekali di DU untuk lewat atau numpang makan (hehe).. Akhirnya Aska sekarang sudah beranjak 6 bulan. Syukur alhamdulillah Aska telah lulus ASI tahap pertama. Horeeeee! Aska bisa makaaan!
Nah, kemarin baru saja saya melihat freezer ada beberapa
botol susu lagi disana. Saya jadi merasa kuatir stok susu hanya cukup untuk 2
hari ke depan. Dan, saya memutuskan mulai berjuang malam ini untuk memompa di
waktu Aska tidur. Doain ya, mak!
Untuknya lusa Jumat, jadi besoknya susunya manteng di
freezer; ga dipake.
Ada juga sih stok susu di DU, dan saya memutuskan akan
mengambilnya untuk stok di gunung. Dan saat ini, mulai untuk tidak
berleha-leha…. Semangaaat! :-)
No comments