Kalau ingat aksi, jadi ingat dulu. Saat saya SMA. Dulu terasa lebih menantang karena saat aksi diselingi oleh hujan yang deras. Tapi tak menyurutkan langkah kami untuk tetap ’beraksi.’
Dari monumen berjalan melewati Dago, masuk lurus terus ke BIP, dan akhirnya memutar ke Gasibu-Gedung Sate. Kemudian berakhir di RRI Bandung.
Seru sekali perjalanan tersebut, hingga menyisakan pegal-pegal keesokan harinya. Tak diduga pun teman-teman tersenyum dan berkata melihat saya kemarin di TV. Katanya sih lagi aksi ya? Saya tersenyum-senyum menanggapinya.
Saya juga sempat lihat wajah saya dan beberapa akhwat 19 (saat itu kelas X) ada di koran terpampang wajah saat AKSI. Haha :D
Rupanya media cukup penting memegang peran terlebih bila acara-acara aksi. Waktu itu aksi diikuti oleh mahasiswa dan siswa SMA.
*
SUDAH berulang kali mengikuti aksi, saya merasa tersemangati lagi, terutama akan hal Palestina. Pada mulanya tak ada niatan untuk itu, karena memang sudah ada agenda lain. Tapi Allah Maha berkehendak, teman saya mengcancelnya, sehingga bisa pergi ke sana.
Alhamdulillah saat itu (2008) saya tengah dalam situasi aksi di depan gedung sate bersama 100 aktivis KAMMI lain dari berbagai universitas. Kalau kata teman-teman berasal dari tiga universitas negeri di Bandung, seperti UNPAD, ITB, dan UPI.
Saat menjadi mahasiswa, kami pergi untuk aksi intifadah palestina. Meski acara tidak begitu lama, namun cukup banyak yang kami lakukan. Penggalangan dana, simbolisasi pelemparan pada zionis Israel.
Sayang sekali dua kali aksi #CintaRohis saya ngga bisa ikut. Pertama karena tepat hari kerja. Kedua karena saya diundang memoderatori sebuah acara Jurnalistik di Balai Pertemuan UPI. Apalagi kalau bukan acara nulis, hehe.. Hm, tapi dalam waktu dekat saya dan tim FITRAH akan menerbitkan majalah FITRAH edisi spesial. So, don't miss it! :) Menulis untuk dakwah adalah hal yang saya cintai.
No comments