Indonesia sudah berubah. Itulah kata pertama yang terlontar dari Bunda Elly Risman saat mengawali seminarnya di BTC Pasteur, kemarin, Ahad (15/06/2014). Saat jam menunjukkan pukul 09.00 para peserta SEMAI 2045 sudah memenuhi aula lantai 6, dan bukan saja dihadiri oleh para ibu, para bapak pun turut berpartisipasi, bersinergi untuk mendapat pencerahan dari Bunda Elly Risman.
“Indonesia sudah berubah,” kalimat tersebut bermakna negatif karena Indonesia tengah dalam ‘bencana’. Bunda Elly kemudian memaparkan fakta-fakta kekerasan seksual yang terjadi ramai akhir-akhir ini yakni kasus JIS, dan muncul kasus-kasus lain yang serupa seperti kasus Emon, dan peserta yang kerap menyimak ihwal kasus-kasus yang tak terungkap dan membuat tak habis pikir karena tingkah manusia yang seperti binatang karena tidak dapat menahan hawa nafsunya.
Paradigma pun harus diubah bahwa saat ini kita harus berhati-hati karena kemungkinan dua hal yang terjadi yakni menjadi pelaku maupun korban. Maka langkah yang tepat untuk para orang tua yakni orang tua harus bisa menterapi anak-anaknya agar tidak terperangkap lazy-mind, serta dapat membekali anak pengetahuan agama, pengetahuan atau keterampilan untuk menjaga diri, dan persiapan menjelang masa baligh.
Di Finlandia diberlakukan peraturan bahwa salah satu orang tua harus ada di rumah sampai anak berusia 8 tahun, yakni di saat sel-sel di otak bersambungan. Pemikiran seperti ini mengejutkan karena hal ini tentu saja berpengaruh pada pertumbuhan anak karena anak akan mendapat perhatian dari orang tuanya sampai waktu yang cukup. Dalam hal pendidikan di Finlandia, anak-anak bersekolah mulai usia 7 tahun, bukan dari play group. Sehingga peran orang tua lah yang dominan di usia emas anak-anaknya.
Di lain sisi, anak-anak Indonesia kini telah terpapar pornografi bahkan sejak kelas 4 SD melalui komik (14%), film (15%), internet (18%), dan rata-rata tempat melihat materi pornografi kebanyakan di rumah.
Padahal pornografi bukanlah masalah sepele. Menurut Bunda Elly Risman bahwa pornografi membuat kerusakan otak secara permanen. Sasaran mereka adalah anak laki-laki dan belum baligh, dan ini sangat membahayakan. Hal ini menjadi perhatian bagi orang tua sebisa mungkin sudah menjelaskan perihal menjaga mata dari pornografi kepada anak. Uraikan pula bahwa Allah Swt. akan melihat segala sesuatu yang kita lakukan. Akhiri dengan kata, “Bantu Mama Papa untuk mempertanggungjawabkan kepada Allah Swt.” Jika kata-kata tersebut agak berat untuk anak Anda, bisa dicari padanan kata lain.
Sehingga orang tua harus menjelaskan perihal menundukkan pandangan dan jaga kemaluan sejak kecil.
Bunda Elly juga mencontohkan agar menjelaskan kepada anak mengenai berbagai sentuhan, yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga sentuhan yakni sentuhan baik, meragukan, dan sentuhan buruk. Sentuhan baik adalah dari kepala sampai bahu, sentuhan meragukan dari bahu sampai lutut, dan sentuhan buruk adalah sentuhan yang mengarah pada baju yang ditutupi saat renang.
Rasulullah saw. mengajarkan dan mencontohkan sentuhan yang baik dengan mengusap-usap kepala dan memegang pundak. Persiapkan pula anak memasuki usia pubertasnya dengan materi Fiqh Thaharah dan Bersuci, dan ajarkan kepada anak agar dapat terbuka kepada kita sebagai orang tuanya, dan Bunda Elly menyebutnya Rahasia Baik dan Rahasia Buruk. Hak sebagai ibunya untuk tahu dan anak dapat curhat kepada orang yang tepat.
“Jihad seorang perempuan itu di dalam kain sarung suaminya dan di dalam rumahnya, bukan di tempatnya bekerja.” (Bunda Elly Risman)
Parenting membentuk kebiasaan, meninggalkan kenangan dan menjadi habit. Selamat menyemai cinta dan kasih sayang untuk putra-putri tercinta.***
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments